Selasa, 13 September 2016

Sejarah Jawa Sudut Pandang Lain

 

Bismillaahirrohmaannirrohiim
PENDAHULUAN
Makalah ini bertujuan sebagai alternatif pada sejarah Jawa, khususnya yang berkaitan dengan berkuasanya raja-raja Jawa. Makalah di buat berdasarkan sumber berbagai laman di internet.
Sumber makalah yang di pakai, di cantumkan alamatnya apa adanya sampai waktu selesainya penulisan ini yaitu tanggal 27 Rejeb 1949 Jawa. kalau ada perubahan isi makalah pada setelah tanggal tersebut maka yang dipakai adalah isi makalah yang terdahulu. Dan ada beberapa penambahan dan pengeditan setelah tanggal tersebut, terutama pada Sejarah Wali-wali Jawa.
ISTILAH DAN KETERANGAN
Maharaja = Penguasa dunia politik dan ekonomi
Sangha = Negara tempat berkumpulnya agamawan dan teknokrat dipimpin guru negara ( seperti Wali Sangha pada jaman Demak yang dipimpin sunan Giri )
Aji = raja bawahan / adipati
Tahun Saka = Tahun penanggalan Jawa kuno
Tahun Saka Sanjaya = Tahun penanggalan Jawa kuno setelah 77 M
Tahun Masehi Tahun seperti yang umum di pakai sekarang
Pelayaran = Semua perjalanan dan persiapan untuk pelayaran. Semua disini dihitung 1,5 tahun.
DATA PERMULAAN
Waktu jaman itu, digambarkan keberadaan negeri jawa disembunyikan oleh para pedagang dari para raja untuk menghindari masalah keamanan ( kesuburan pulau Jawa bisa menjadi incaran kerajaan-kerajaan besar lain). Negeri Jawa juga diberitakan dihiasi oleh 7 negara. Sumber Makalah 1,16.
Di bagian waktu ke waktu raja Jawa, penulisan tahun kurang tepat karena harusnya menggunakan hitungan candra, tapi saya tulis dengan hitungan surya.
Pada bagian catatan ngawur ( demikian saya menyebutnya ), itu karena di bagian Kediri dan Tumapel penulisan makalah berdasarkan cerita rakyat bukan prasasti. Tapi memang sejarah dua kerajaan ini masih banyak kontroversi.
Pada sumber makalah Sejarah Narendra ing Tanah Jawa, saya mengumpamakan yang disebut para dewa adalah penganut agama Indra ( orang-orang charchemish / Hanilgalbat / Mitani ) dan orang-orang Israel. Sedangkan raja Sargon II saya sebut nabi Ngisa. Kemudian Bangsa Surati adalah bangsa / kerajaan Saka di Iran. Untuk negeri Algabah saya ubah pengucapanya jadi negeri Hanilgalbat. Perubahan penyebutan dewa Siwa dikala bijaksana lalu Rudra dikala berkuasa dan Kala dikala berperang, maupun dewa-dewa yang lain tidak semuanya saya sertakan di makalah ini.
Pada gambar kalender saka, keakuratan perhitungan masih belum tepat kecuali kalender bisa diuji sampai pada hari dan tanggal diubahnya kalender saka menjadi kalender jawa di masa sultan agung.
Disini ada perbedaan 1 tahun pada tahun masehi dengan tahun Saka / Jawa yang saya tulis kecuali di bagian catatan ngawur.
AWAL TAHUN SAKA DI JAWA
Bagian ini sebenarnya cuma semacam bedah buku dari sumber yang saya pakai yaitu sumber makalah Sejarah Narendra ing Tanah Jawa. Oleh karena itu sebelum membaca ulasan ini ada baiknya untuk membaca sumber makalah tersebut lebih dulu.
Tertulis dalam sejarah kerajaan Assyiria bahwa pada tahun 721 SM, Raja Sargon II dari Assyria mengalahkan negara Israel dan memindahkan penduduknya ke negeri-negeri taklukannya semisal ke Medes, Mitani dll.
Salah satu suku yang dipindahkan ke kota Carchemish di daerah kerajaan Mitani/Hanilgalbat adalah bani Isachaar keturunan nabi Yakub. Meski tidak semua suku Isachaar dipindahkan ke Carchemish tapi paling tidak ada banyak yang di sana.
Lalu pada tahun 717 SM, Pisiri of Ijatti ( raja Carchemish ) membelot tapi bisa di kalahkan oleh Raja Sargon II. Sumber Makalah 1, 4, 5, 6, 7.
Menurut keterangan, awal sejarah jawa dimulai tahun 718 SM ( beda 1 tahun dibanding kekalahan Pisiri). Yaitu 5154 tahun matahari setelah kelahiran nabi adam (tahun kelahiran nabi adam menurut keyakinan bangsa Israel adalah tahun 5872 SM) atau 5872 – 5154 = 718 M.
Tahun kelahiran nabi Adam ini berdasar pada versi bani israil karena salah satu suku yang mengungsi ke jawa adalah bani Israel dari suku isachaar. Sumber Makalah 2,3.
Maka di tahun 718 SM itulah Bani Isachaar dan orang-orang Charchemish pertama kali berlayar mengungsi ke Jawa. Satu setengah tahun kemudian para pengungsi sampai Jawa. Kemungkinan bertempat di gunung Penanggungan. Sumber Makalah 1,6.
Setelah mendengar kabar dari para pedagang / pelaut bahwa Raja Sargon II telah wafat di tahun 705 SM ( kabar diterima satu setengah tahun kemudian ). Para pengungsi kembali ke Iran, kecuali orang-orang Mitani yang mungkin mulai menyebarkan agama dewa-dewa Hindu ( Indra, Wisnu dll ) di Jawa. Jadi kemungkinan di tahun 705 SM agama Hindu masuk ke Jawa.
Satu setengah tahun dalam pelayaran, maka di tahun 702 SM para pengungsi sampai di
Iran. Jadi lama pengungsian mereka adalah kurang lebih 15 tahun ( 717-702 ) atau 16
tahun ( 718-702 ).
Kemudian mereka bergabung dengan bangsa Skutai / Iskuzai / Sai / Saccae / Scythian /
Surati.
Selanjutnya kerajaan Surati bergabung dengan kerajaan Mannae serta Urartu, berperang bersama-sama melawan Assyiria yang waktu itu dipimpin Raja Senacherib ( pengganti Sargon II ), tapi mereka kalah. Sumber Makalah 1, 9, 24.
Setelah kekalahan ini saudara-saudara bani Isachaar banyak yang merantau ke utara. Salah satunya membentuk suku bangsa Apasaka di sebelah timur laut Iran. Sumber Makalah 14 .
Raja Esharhaddon naik tahta setelah wafatnya Senacherib yang dibunuh oleh Adramelekh putranya sendiri. Mungkin agar bisa memusatkan diri pada Adramelekh, dia membuat
perdamaian dan bersekutu dengan Raja Partatua dari bangsa Surati. Hal ini terjadi tahun
673 SM, yaitu waktu diambilnya Partatua sebagai menantu Esharhaddon. Sumber Makalah 11, 12.
Kurang lebih pada 627 SM kerajaan Surati kalah perang melawan Kerajaan persekutuan Medes. Jadi diibaratkan Negara Surati berdiri cuma selama 46 tahun saja ( 673-627 ).
Namun setelah kekalahan itu ada seorang putra bangsawan Surati yang mengungsi ke Jawa seperti leluhurnya. Putra bangsawan tersebut mungkin bernama brahmana Isachaar.
Sumber Makalah 40.
Selama kurun waktu 605 SM sampai tahun 567 SM, raja Nebukadnezar II dari Babilonia melakukan expansi dan berhasil menguasai mesir, Yehuda, Filistin, Phoenicia, Hanilgalbat dll. serta membawa / memindahkan orang-orang Israel ke Babilon.
Mungkin kira-kira tahun 566 SM ( satu tahun setelah kemenangan expansi ) dia mendapat berita tentang negeri Jawa dari orang-orang Israel yang dibawa ke Babilon. Sehingga membuat keputusan untuk menguasai lautan, setelah daratan luas Mesir dan Mesopotamia berhasil ditaklukan. Koloni perdagangan segera dipersiapkan untuk berangkat ke Jawa. Persiapan itu membutuhkan waktu kurang lebih satu tahun. Jadi kira-kira pada akhir tahun
565 SM persiapan selesai. Satu setengah tahun berlayar rombongan sampai di Jawa ( gunung kendeng / Keling pada pertengahan tahun 563 SM ). Sesuai sifat dari bangsa penakluk, di Jawa mereka langsung babat alas dan berkelakuan sembarangan tanpa menghormati orang-orang Jawa yang punya adat dan kebiasaan serta telah ribuan tahun mendiami pulau Jawa. Sehingga terjadi pengusiran oleh pribumi Jawa
Menurut keterangan pada waktu itu negara yang berdaulat atas Jawa bernama
Purwokandha. sedang negara Sangha ada di pertapaan gunung Merbabu bernama negara
Purwodumadi.
Tak lama koloni tersapu bersih dan sisanya sampai kembali ke Hanilgalbat pada tahun 560 SM ( 1.5 tahun berada di Jawa dan 1.5 tahun berlayar pulang ). Peristiwa ini juga diketahui oleh Brahmana Isachaar atau keturunannya.
Tapi karena telah terjadi kudeta oleh Nergal Sarezer. Maka sisa anggota koloni menahan diri untuk melapor ke raja. Baru setelah 21 tahun ( digambarkan sebagai lama reaksi penumbalan berupa gunung meletus di Jawa. Cuma 21 hari disini saya ganti menjadi 21 tahun ) dengan dikalahkannya Babilon oleh Cyrus Agung dari Persia di tahun 539 SM, para anggota sisa koloni melapor ke raja Cyrus. Kemudian diutuslah duta ke Jawa. Duta ini bernama Syeh Subakir (mungkin pedagang dari Bani Israel).
Syeh Subakir sampai ke Sangha dan dijinkan untuk membuat kamar dagang / koloni di Jawa ( seperti VOC di Batavia ), dengan syarat tidak boleh lagi melanggar ketentraman dan tata istiadat Jawa.
Waktu itu yang jadi Raja Purwodumadi bernama Raja Ismaya dan Raja Purwokandha
adalah Raja Antaga. Sumber Makalah 1, 2, 15, 10.
Dalam cerita Wayang, Sang Hyang Tunggal berputra Telur yang pecah jadi 3 dewa. Yaitu Hyang Antaga menjadi Pamomong Raksasa ( orang Pribumi ), Hyang Ismaya menjadi raja di kahyangan Sunyaruri. Hyang Guru jadi raja para dewa dan ksatria ( juga para pedagang yang datang ke Jawa ). Meski Hyang Ismaya jadi raja di Sunyaruri / tapi kekuasaanya sangat besar kalau dia marah (wajar karena dia pemimpin Sangha ).
Kulit telur = perlindungan negara ( kuat ).
Putih telur = kestabilan dan kenyamanan masyarakat ( ketentraman jiwa )
Kuning telur = kemakmuran negeri.
Kemudian Syeh Subakir bertemu dengan keturunan Brahmana Isachaar. Mereka saling bertukar pikiran untuk pembuatan kantor dagang Hanilgalbat. Dalam Makalah Sejarah Narendra Ing Tanah Jawa, Bertemunya Brahmana Isachaar dengan gurunya plus ngobrol mereka membutuhkan waktu 2 tahun. Atau dengan kata lain dimulainya kunjungan ke pelabuhan-pelabuhan dagang jawa guna membuat kantor dagang / koloni membutuhkan waktu 2 tahun.
Setelah keberhasilan diplomasi ini Syeh Subakir bersama Brahmana Isachaar pergi ke Persia.
Raja Cyrus Penguasa Persia ( Hanilgalbat termasuk dalam imperium Persia ) bergembira dan memutuskan untuk meneruskan rencana, dan juga memberikan gelar Aji Saka kepada Brahmana Isachaar mengingat dia adalah keturunan bangsawan Surati. Serta menunjuknya
sebagai pemimpin untuk koloni yang akan datang. Brahmana Isachaar juga bergelar
brahmana Ibsak ( Brahmana Apasaka ).
Anggota koloni adalah orang-orang dari suku-suku Iran dan Kalingga ( India ). Rombongan koloni ini juga membawa 10 ahli di bidangnya masing-masing yang kelak bisa menjadi guru di Jawa.
Menurut keterangan rombongan ini dipecah jadi empat. Salah satunya mendarat di Rajabasa / Melayu. Sehingga tidak aneh jika kemudian orang Melayu mengaku masih keturunan Raja Zulkarnaen / Cyrus Agung mengingat memang pernah ada koloni dari Persia di zaman Raja Zulkarnaen yang mendarat di Melayu.
Setelah sampai Jawa mereka mendirikan koloni yang mungkin bernama Sadha Keling.
Sumber Makalah 13, 54, 62, 63.
Jadi untuk pengingat babat alas yang pertama di tahun 563 SM inilah yang dinamakan tahun 1 Saka.
WAKTU KE WAKTU RAJA JAWA
10,563 SM~1001 SM
Ada negara / kerajaan tapi belum diketahui nama dan pemimpinnya.
Sumber Makalah 15
1000 SM ~564 SM
Yang bertahta sebagai raja sangha secara berurutan mungkin adalah Hyang Maya, Hyang Sis, Sri Nata, Durgaluwya, Hyang Wenang, Joyokusumo, Joko Panduduk, Tuwawana, Manikmaya.
Sumber Makalah 15
563 SM / 1 S
Yang bertahta sebagai Maharaja Jawa adalah Raja Antaga. Sedang Pemimpin Sangha Brahmana Ismaya. Menurut cerita Pewayangan Hyang Antaga ini berumur Sangat panjang.
Selanjutnya ke 10 guru mengajari / menyempurnakan keahlian orang-orang jawa. Semua keahlian atau sistem tersebut bisa diterapkan tanpa mengubah tata istiadat Jawa kecuali satu. Yaitu penggunaan mata uang sebagai alat perdagangan sebagai pengganti model barter. Seperti terceritakan dalam legenda Ular Naga Putra Aji Saka ( Naga Baru Klinthing ) yang
menelan 9 anak gembala dan menyisakan 1 anak yang kudisan.
Legenda Naga Baru Klinthing yang mengelilingi gunung tapi gagal karena dipotong lidahnya juga berkaitan dengan tetap digunakanya bahasa pribumi dalam pergaulan dan kenegaraan, bukan bahasa pendatang.
Sumber Makalah 1, 51
458 SM / 105 S
Meninggalnya Maha Raja Antaga tanpa meninggalkan putra mahkota mengakibatkan perebutan kekuasaan di semua negara yang ada di Jawa.
Koloni Sadha Keling mendirikan negara di Banten. Negara bernama
Magada.
Sedangkan Sangha dipimpin oleh 10 Brahmana pengganti Hyang Ismaya
Brahmana Wungkuhan, Siwah, Wrahaspati, Yamadipati, Surya, Candra, Tamburu, Kamajaya, Mahyati, Kuwera.
 
Sumber Makalah 1
419 SM / 144 S
Negara Magada memenangkan pergolakan ( dengan ditaklukanya sebagian besar daerah Purwokandha ). Raja negara pemenang ini berjuluk Dewa Budha ( dewa perdagangan / pelindung pedagang) sehingga Dewa Budha menjadi maharaja Jawa. Negara berganti nama menjadi Gilingwesi / Parahyangan.
Sumber Makalah 1, 31
413 SM / 150 S
Raja Dewa Budha berhasil memenangkan persaingan perebutan pemimpin sangha. Maka selain jadi Maharaja juga merangkap pemimpin Sangha. Setelah itu pusat negara dipindahkan ke gunung Lawu di Jawa Tengah. Sehingga Negara berganti nama menjadi

Medang Agung dengan komplek pertapaanya di candi Sukuh, Cetho, Kethek. 
Sumber Makalah 1
388 SM - 364 SM / 175 S - 199 S
Pemberontakan rakyat karena ketidak puasan pengadilan di Medang Agung. Raja Dewa Budha Tewas.
Lima wilayah bekas taklukan raja Dewa Budha ( raja-raja di daerah Purwokandha ) memerdekakan diri. yaitu
Pangeran Sunda di negara Medang Gili ( daerah Banten )
Pangeran Sakra di negara Medang Gana ( daerah Probolinggo )
Pangeran Suman ( mungkin pendatang dari Kalimantan ) di negara Medang Pura ( daerah Tegal )
Pangeran Bima di negara Medang Gora ( daerah Bali )
Pangeran Maldewa di negara Medang Prawa ( daerah Sumatera )
Hal ini kemudian mengakibatkan peperangan antar Negara terjadi sekali lagi. Ambisi untuk jadi Maharaja Jawa.
Sumber Makalah 1
363 SM / 200 S
Para anggota Sangha penerus generasi ke 3 Hyang Ismaya ( mungkin bertempat di

Grejitawati / Walaing / Gedongsanga sehabis dikalahkan pada masa Dewa Budha ) mengadakan perundingan perdamaian antar negara yang berperang karena kesengsaraan rakyat yang semakin menjadi. Perundingan di ikuti oleh :
Raja Kalapati putra Raja Maldewa dari
Medang Prawa
Raja Prajapati putra Raja Sunda dari
Medang Gili 
Raja Mregopati Putra Raja Bima dari Medang Gora
Raja Matsyopati Putra Raja Suman dari
Medang Pura
Raja Surapati Putra Raja Sakra dari
Medang Gana 
Brahmanaraja Weda
Brahmanaraja Bahlika
Brahmanaraja Trista
Brahmanaraja Graksa
Brahmanaraja Grisma
Brahmanaraja Hima
Brahmanaraja Taddi
Brahmanaraja Pathuk
Brahmanaraja Yukta
Brahmanaraja Walauta
Hasil perundingan tersebut Kekuasaan Jawa di kembalikan pada Sangha lewat keturunan Brahmana Siwah yaitu Raja Bahlika yang kemudian naik tahta jadi Maharaja Jawa. Negaranya bernama
Medang Siwanda. Luas negaranya adalah negara Medang Siwanda plus Medang Agung. Julukanya Maharaja Balya. Semua Raja yang bertikai setuju. Sedang pemimpin sangha diserahkan kepada Raja Surapati dari Medang Gana / Maespati / Suralaya / Probolinggo / pertapaan candi Gunung Arjuna. 
Sumber Makalah 1
+ 349 SM / + 214 S
Raja Prajapati digantikan putranya Raden Budawaka naik tahta di negara Medang Gili.
Sumber Makalah 1
348 SM / 215 S
Terjadi perseteruan antara Sangha dengan Maharaja yang diikuti oleh peperangan antar keduanya. Hasilnya seri. Namun ini berakibat memberontaknya Raja Budawaka dan pemimpin Medang Pura, yang lalu bersekutu untuk menyerang Maharaja. Mungkin pemimpin Medang Pura dikhianati raja Budawaka dengan tidak bertahtanya lagi Raja Medang Pura.
Sumber Makalah 1
337 SM / 226 S
Perang Medang Gili vs Medang Siwanda. Siwanda kalah. Raja Budawaka menjadi Maharaja Jawa dan Raja Surapati tetap jadi pemimpin Sangha.
Sumber Makalah 1
336 SM / 227 S
Raden Berawa, putra dari patih Maharaja Balya yang berhasil selamat dari pertempuran, mengumpulkan kekuatan di Negara
Medang Kamulan. Mungkin negara ini terletak di sebelah barat Medang Agung.
Sumber Makalah 1
335 SM -332 SM / 228 S - 231 S
Persiapan perang dilakukan oleh Negara Medang Kamulan. Berbagai rupa senjata baru dibuat. Negara Medang Siwanda Juga melakukan hal serupa. Kemungkinan perang besar dan berdarah-darah akan menyelimuti ke 2 Negara.
Sumber Makalah 1
331 SM / 232 S
Dan memang terjadi. Negara Medang Kamulan berhasil mengalahkan Medang Siwanda. Wilayah raja Budawaka tinggal
Gilingaya. Daerah Gilingaya ini mungkin di Medang Gili bagian barat.
Sumber Makalah 1
311 SM / 252 S
Raja Berawa menginginkan penyerbuan ke Suralaya, tapi para brahmana dan penasehat menolaknya, mengingat Suralaya yang telah menjadi sangha kini mempunyai banyak brahmana / resi pula. Akhirnya dia lengser keprabon dan menjadi pertapa di pertapaan Krenda Wahana. Penggantinya Brahmana Kresna dinobatkan jadi Raja. Nama Negara di rubah menjadi
Purwocarito.
Sumber Makalah 1
302 SM / 261 S
Raja Budawaka dari Negara Gilingaya menyerang Purwocarito dan kalah. Raja Budawaka tewas dalam penyerangan ini.
Sumber Makalah 1
301 SM / 262 S
Brama Kadhali Patih Gilingaya dinobatkan menjadi Raja di negara Gilingaya.
Sumber Makalah 1
298 SM / 265 S
Raja Kresna dari Purwocarito menyerang Gilingaya dan menang. Raja Brama Kadhali wafat dalam penyerbuan ini. Kresna menjadi Maharaja Jawa.
Sumber Makalah 1
291 SM / 272 S
Maharaja Kresna dari Purwocarito wafat. Karena tiada keturunan, brahmana Dewa Esa ( setelah berbagai seleksi ) diangkat oleh Sangha sebagai Raja pengganti. Pemilihan keraton oleh brahmana Dewa Esa di Medang Gili, mungkin bertujuan untuk pembentukan suatu dinasti. Karena diberitakan di Sejarah Narendra ing Tanah Jawa dimulainya gelar Raden pada anak-anak Raja adalah di Medang Gili. Sehingga Raja berikutnya tidak dipilih lagi oleh sangha, tetapi di wariskan secara turun temurun.

Sumber Makalah 1
255 SM / 308 S
Raja Dewa Esa wafat. Putranya Raden Pakukuh ( yang pernah diusir dari Gilingaya kemudian menjadi raja di Tasik Madu ) diangkat menjadi Raja, dan semenjak itu ia berjuluk Maharaja Kanwa Penguasa Purwocarito.

Penyerbuan Maharaja Kanwa ke Sumatra meskipun berhasil tetapi kemudian berantakan karena meletusnya gunung Batuwara yang memisahkan Pulau Jawa dengan Sumatra. Meletusnya gunung Batuwara ini menyebabkan perubahan iklim di bumi, yang salah satu akibatnya menimbulkan bencana kelaparan di Mesir pada masa dinasti Ptolemaik.
Sumber Makalah 1, 20
215 SM / 348 S
Raden Kandihawa mantu Maharaja Kanwa menggantikan mertuanya menjadi raja Purwocarito. Sedang patih yang sekaligus adik Raja Kanwa, yaitu Heryanarudra menjadi raja Negara
Gilingwesi.
Sumber Makalah 1
192 SM / 371 S
Raden Palindriya Putra Raja Kandihawa jadi raja di daerah Medang Kamulan  saja, karena Purwocarito telah diserbu oleh Gilingwesi yang mengakibatkan ayahnya tewas. Sekali lagi terjadi perebutan kekuasaan di Jawa.
Sumber Makalah 1
178 SM / 385 S
Dewi Basundari / prabu Sitawaka putri keturunan Hyang Anantaboga menggantikan Raja Heryanarudra sebagai pemimpin Gilingwesi.
Sumber Makalah 1
172 SM / 391 S
Raden Watugunung menggantikan ayahnya Raja Palindriya di Medang Kamulan. Legenda Sangkuriang mungkin terjadi di masa ini. Raja Watugunung berhasil mengalahkan Gilingwesi sehingga Daerah Purwocarito kembali dikuasai.
Sumber Makalah 1
171 SM / 392 S

Prabu Satmata, keturunan pangeran Matsyopati dari Medang Gele ( negara bernama
Matswapati ) menyerang Purwocarito. Raja Watugunung kalah dan terdesak sampai wilayahnya tinggal Medang Galungan saja.
Sumber Makalah 1
133 SM / 430 S
Raja Wisnupati putra Raja Satmata berhasil menaklukan brang wetan / Medang Gana ( Ex Suralaya dan bawahannya ). Wisnupati jadi Maharaja Jawa.
Brahmaraja di pilih oleh sangha untuk jadi raja Gilingwesi. Semenjak pengangkatan ini Negara Gilingwesi menjadi negara Sangha karena sangha Suralaya telah diserbu dan menjadi wilayah raja Wisnupati.
Sumber Makalah 1
112 SM / 451 S
Brahmanaraja menggantikan bapaknya Brahmaraja menjadi raja sangha Gilingwesi. Wafatnya Maharaja Wisnupati, negara di paro lagi untuk anak-anaknya. Raden Mahapunggung di Barat (
Purwocarito ) dan Raden Basurata di timur ( Wirata Wetan ).
Sumber Makalah 1
103 SM / 460 S

Prabu Sindula di Medang Galungan keturunan Raja Watugunung menyerang daerah
Medang Kamulan dan berhasil Menjadi raja di Medang Kamulan dan Medang Galungan.
Sumber Makalah 1
88 SM / 475 S
Raja Cingkaradewa ( Raden Sadewa ) naik tahta di Medang Kamulan setelah membunuh ayahnya Prabu Sindula. Kemudian raja ini bisa menaklukan wirata dan purwocarito. Sangha gilingwesi juga tak berdaya terhadapnya. Sehingga Sadewa menjadi Maharaja Jawa. Negara bernama
Galuh.
Sumber Makalah 1
86 SM / 477 S
Raja Mahawan naik tahta menggantikan ayahnya Raja Mahapunggung di Purwocarito.
Sumber Makalah 1 
85 SM / 478 S
Prabu Tritustha menggantikan ayahnya Prabu Brahmanaraja jadi raja sangha Gilingwesi.
Sumber Makalah 1
75 SM / 488 S
Raden Basupati menggantikan ayahnya Raja Basurata yang telah wafat di negara Wirata.
Sumber Makalah 1, 13 
51 SM / 512 S
Brahmana Wisaka dengan dukungan rakyat ( penggambaran dari sorban ) melengserkan dan menggantikan Raja Cingkaradewa. Mungkin disinilah Legenda Dewata Cengkar terjadi.
Sumber Makalah 1
49 SM / 514 S
Medang Kamulan diserahkan ke raden Wandawa putra Mahawan oleh Brahmana Wisaka. Kelak kerajaanya akan bertambah luas setelah ayahnya, raja Purwocarito wafat.
Sumber Makalah 1
48 SM / 515 S
Raden Parikenan Menggantikan ayahnya Raja Tritustha di Sangha Gilingwesi. Dia memperistri putri Raja Basurata dari Wirata. Jadi Parikenan ini ipar dari Basupati.
Sumber Makalah 1
47 SM / 516 S
Raden Srikala, naik tahta Purwocarito menggantikan saudaranya Raja Wandawa. Karena suatu sebab sangha Gilingwesi diserbu olehnya.
Sangha pindah ke Mulwapati / Dieng.
Sumber Makalah 1
22 SM / 541 S
Raden Basumurti menggantikan ayahnya Raja Basupati yang telah wafat jadi Raja Wirata. Dia Menyerang Purwocarito karena telah menghancurkan sangha Gilingwesi dan membunuh Parikenan pamannya.
Mungkin meski menang perang tapi raja Basumurti terluka parah. Sedangkan Raja Srikala dari Purwocarito wafat. Dua Wilayah kemudian disatukan dan selanjutnya disebut sebagai negara Wirata Anyar.
Sumber Makalah 1
20 SM / 543 S
Raden Basukesti adik Raja Basumurti naik tahta menggantikan kakaknya yang wafat. Dia menjadi Maharaja Jawa.
Sumber Makalah 1
9 M / 572 S
Raden Basukeswara menggantikan ayahnya raja Basukesti menjadi Maharaja.
Sumber Makalah 1
28 M / 591 S
Raden Basukethi menggantikan ayahnya Maharaja Basukeswara.
Sumber Makalah 1
77 M / 640 S

Palasara jadi Raja di Hastinapura / Negeri Gajah. Negara ini menurut perkiraan adalah 
Gajahoya / Hutan Gajah / Kunjara = gajah, Kunja = hutan.
Dengan demikian berarti Penulisan sejarah berdasarkan Kitab Jitapsara dan Jidsaka telah berhenti sampai jaman Palasara ini. Karena tidak mungkin seseorang bisa menulis siapa orang yang akan menjadi penguasa setelah dia wafat.
Tapi karena berita di makalah Sejarah Narendra ing Tanah Jawa menyatakan bahwa penulisan terjadi di jaman aji Jayabaya, maka akan coba saya tafsirkan keterangan yang ada di makalah Sejarah Narendra ing Tanah Jawa sampai jaman aji Jayabaya dengan cara alias berdasarkan pewayangan Jawa dan data dari prasasti.
Pertama pada prasasti canggal yang ditemukan menunjuk tentang pembuatan linggayoni di

Kunjarakunja desa pada tahun 654 Saka, sebagai rasa syukur bagi keselamatan rakyat yang didirikan oleh Rakai Sanjaya. Jadi kemungkinan Palasara dimaksud adalah Raja Sanjaya.
Setelah ini kadang saya tulis Astina = Medang, Wirata = Kanjuruhan.
Sumber Makalah 1, 53
95 M / 658 S- 119 M / 682 S
Raden Durgandana jadi raja menggantikan ayahnya ( mertuanya? ) raja Basukethi di Kanjuruhan. Ibukota negara pindah ke barat / Temanggung /
Wirata Kulon.
Alias dari Durgandana yaitu Pradaputrasya Bhupate.
Durgandini adalah kakak kembar Durgandana sekaligus istri Palasara di Pewayangan Jawa. Jadi Raja Durgandana, yang juga disebut sebagai Rahyangta I Hara adalah adik Rahyangta I Medang.
Alias bagi Dewa Simha adalah Basukeswara.
Alias bagi Basukethi adalah Gajayana.
Sedang putri Gajayana beralias Utari.
Utari menikah dengan Pradaputrasya Bhupate.
Ketika Rahyangta I Hara wafat, dia didharmakan di Bihara Pikatan.
Mungkin Sanjaya mewarisi tahta Kunjarakunja desa karena Rahyangta I Hara putra Sana mewarisi tahta Kanjuruhan. 
Sumber Makalah 1, 19
105 M / 668 S
Rakai Panangkaran putra Pradaputrasya Bhupate alias Santanu jadi raja di Medang.
Panangkaran memerintahkan pembangunan istana yang indah dan memperkuatnya. Istananya berada di bukit Ratu Boko. Mungkin di masa Rakai Panangkaran agama Budha masuk ke Jawa. Karena kemungkinan besar dia adalah raja Jawa pertama yang beragama Budha.
Pada masanya dia memberikan sawah Wanua Tengah kepada Bihara Pikatan yang dibangun untuk Kabaktyan kepada Rahyangta I Hara.
Sumber Makalah 21, 22, 1
141 M / 704 S
Cucu / keturunan Sanjaya, Rakai Panaraban / Panunggalan alias Abyasa naik tahta di Medang menggantikan mertuanya Maharaja Panangkaran.
Istri Panaraban adalah Rakaryan Mahamentri Ino alias Ambalika. Sedang adiknya Rakai Mahamentri Halu alias Citranggada ( dyah Sankhara? ). Keduanya anak Panangkaran.
Sumber Makalah 21, 1
162 M / 725 S
Rakai Warak alias Pandudewanata bertahta jadi Maharaja Medang menggantikan ayahnya Raja Panaraban.
Pada masa pemerintahanya telah mencabut hak bihara Pikatan atas sawah Wanua Tengah yang menimbulkan kemarahan dari keluarga besar Rahyangta I Hara dari garis Rakai Halu.
Sumber Makalah 21, 1
185 M / 748 S
Menurut versi Jawa, bharatayuda / perang antar saudara terjadi di tahun ini. Mungkin karena sudah memuncak kemarahanya maka putra Rakai Halu yaitu Dyah Gula dengan dukungan Sangha menyerang sepupunya di istana Ratu Boko dan menang.
Rakai Warak dimakamkan di Kailasa / Kalasa / Kalasan.
Sumber Makalah 23
186 M / 749 S
Dyah Gula alias Destarata bertahta di istana Ratu Boko.
Selanjutnya untuk rekonsiliasi, Dyah Saladu putra Rakai Warak yang memerintah di Gurunwangi dinikahkan dengan putri Dyah Gula. Meskipun sebelumnya Rakai Gurunwangi Dyah Saladu telah beristri mpu Tamer alias Drupadi.
Putri Dyah Gula ini bernama Sri Kahulunan, adik daripada Rakai Garung.
Setelah meninggal karena tua, Dyah Gula dimakamkan di Tuk.
Sumber Makalah 21, 1
187 M / 750 S
Rakai Garung alias Duryudana menggantikan ayahnya Dyah Gula jadi Maharaja. Pada masa pemerintahanya telah mengembalikan hak Bihara Pikatan atas sawah Wanua Tengah.
Dyah Saladu dinikahkan dengan Sri Kahulunan, dengan maksud supaya putra mereka yang nanti jadi Maharaja. Sedang putra Rakai Garung sendiri Sri Kumbaya / Rakai Walaing pu Kumbayoni bukanlah pewaris tahta utama.
Dyah Saladu dan Istri barunya ini berbeda agama.
Setelah Menikahi Sri Kahulunan, Dyah Saladu pindah ke Pikatan / tempat istrinya. dan membangun istana baru bernama Mamratipura.
Maka bergantilah nama jabatanya menjadi Rakai Pikatan. Daerah Gurunwangi diserahkan kepada anak tertuanya dari mpu Tamer yang kemudian bergelar Rakai Gurunwangi Dyah Ranu alias Gendraparawa.
Alias untuk Mamratipura adalah Amarta.
Sumber Makalah 21, 33, 1
206 M / 769 S
Rakai Pikatan alias Yudistira naik tahta menggantikan iparnya yang wafat. Diwaktu pemerintahannya dia membuat kebijakan untuk pencabutan Hak Bihara Pikatan atas sawah di Wanua Tengah.
Saat itu Kayuwangi alias Parikesit putra Rakai Pikatan dan Sri Kahulunan belum cukup umur untuk memimpin negara.
Pada pewayangan Jawa, Parikesit adalah putra Abimanyu. Sedangkan Abimanyu beristri Utari yang sebenarnya adalah nenek buyutnya. Hal ini mengisyaratkan bahwa silsilah Kayuwangi sampai pada Gajayana. Sehingga di makalah ini tak ada alias untuk Sri Kahulunan. Juga menjadi penyebab kenapa Kayuwangi yang benar-benar asli anak Rakai Pikatan malah beralias Parikesit bukan Pancakusuma.
Sumber Makalah 21, 1
214 M / 777 S
Rakai Kayuwangi naik tahta. Ayahnya lengser keprabon jadi begawan Jatiningrat. Kayuwangi tetap tinggal di istana Mamratipura.
Maharaja Kayuwangi didampingi oleh 4 menteri dalam menjalankan kekuasaanya.
Dimasa pemerintahan Kayuwangi, Rakai Walaing pu Kumbayoni alias Pancakusuma memberontak. Mungkin penyebab pemberontakan adalah pencabutan Hak Bihara Pikatan seperti yang sebelumnya terjadi di tahun 748 S.
Dalam peperangan tersebut Rakai Kayuwangi dibantu Jatiningrat berhasil merebut Benteng / candi Barong dan istana Ratu Boko yang dipimpin oleh Rakai Walaing. Maka kalahlah Rakai Walaing pu Kumbayoni.
Sumber Makalah 1, 21
244 M / 807 S
Setelah 30 tahun Kayuwangi menjadi raja, Dyah Tagwas alias Prawasata jadi Maharaja Medang.
Sumber Makalah 21
245 M / 808 S
Rakai Panumwungan Dyah Dewendra alias Ramaprawa jadi Maharaja Medang.
Sumber Makalah 21
246 M / 809 S
Rakai Gurunwangi Dyah Badra alias Yudoyono jadi Maharaja Medang.
Sumber Makalah 21
253 M / 816 S
Aji Watumalang Dyah Jbang alias Gendroyono jadi Maharaja Medang.
Sumber Makalah 21
257 M / 820 S
Dyah Balitung alias Sudharsana jadi Maharaja Medang.
Sumber Makalah 21
272 M / 835 S
Mpu Daksa alias Sariwahana / Siliwahana / Kijingwahana jadi raja Medang menggantikan bapaknya Maharaja Balitung.
Berikut dibawah adalah perkiraan saya atas peristiwa-peristiwa semenjak dari Kayuwangi sampai Daksa.
Setelah Jatiningrat meninggal, para cucunya saling bermusuhan karena merasa masing-masing berhak atas tahta. Berbagai intrik mewarnai Jalannya pemerintahan Kayuwangi karena permusuhan para anak-anaknya. Mungkin Rakai Ino Pu Aku alias Ramayana adalah korban pertama dari perseteruan ini. Sehingga membuat prihatin ibu Dyah Bhumijaya alias Basanta yang bernama Rakaryan Manak salah satu istri dari Raja Kayuwangi.
Kemudian Rakaryan Manak meminta secara sembunyi pada kakaknya Rakai Landhayan untuk membawanya beserta putranya Dyah Bhumijaya yang masih kecil pergi mengasingkan diri ( mungkin ke istana Kanjuruhan / Wirata ).
Raja Kayuwangi ditemani prajuritnya pergi mencari. Dan mereka berhasil menemukan rakai Landhayan yang memang sengaja menghadang agar adik beserta keponakannya meneruskan perjalanan. Setelah berhasil mengalahkan rakai Landhayan rombongan mengejar lagi.
Karena sudah menemui jalan buntu permaisuri menitipkan anaknya pada pejabat desa terdekat agar mereka mau menyembunyikan Dyah Bhumijaya. Sedang permaisuri sendiri menghadang rombongan di desa Taas.
Raja Kayuwangi meminta bahkan kemudian memaksa istrinya agar pulang dan memberitahu dimana Dyah Bhumijaya berada. Tapi permaisuri tetap kukuh tak mau memberitahu. Hal ini mungkin karena dia tak biasa hidup dalam teror dan khawatir akan masa depan putranya. Kemudian permaisuri memilih gugur daripada memberitahu keberadaan putranya.
Raja Kayuwangi pulang membawa jenazah permaisuri dengan bersedih. Beberapa hari kemudian setelah pemakaman permaisuri, dia mendapat tamu pejabat dari desa Wuatan Tija yang malah menyerahkan Dyah Bhumijaya pada ayahnya. Rupanya para pejabat desa takut pula pada konflik internal ini. Kemudian raja memberi anugrah kepada para pejabat desa beserta penduduknya.
Setelah Kayuwangi meninggal, putranya Dyah Tagwas diangkat jadi Maharaja. Tapi itu tak berlaku lama karena putra Kayuwangi yang lain yaitu Dyah Dewendra dari Panumwungan melengserkan Maharaja Tagwas. Kemudian untuk menengahi pertikaian, Sangha memberi perintah untuk mengangkat Rakai Gurunwangi Dyah Badra menjadi Maharaja. Karena sebelumnya Dyah Badra telah menikahi putri Rakai Gurunwangi Dyah Ranu yang beralias Gendrawati.
Tujuan dari pengangkatan ini adalah agar keturunan dari Maharaja Saladu bersatu sehingga tak terjadi lagi rebutan tahta.
Dimasa Dyah Badra mungkin Ibu kota pindah ke Yawapura alias Yawastina ( kini situs Liyangan ).
Namun di masa-masa berikutnya Dyah Badra malah minggat / pergi. Hal ini diceritakan dalam lakon wayang Yudoyono Ical dan ditulis dalam Prasasti Wanua Tengah III.
Sehingga waktu itu tak ada Maharaja Jawa.
Dyah Badra berputra dua orang yaitu Dyah Jbang dan Dyah Balitung. Dyah Jbang menikah dengan cucu Rakai Watumalang Pu Teguh alias patih Supadma, yaitu Padmawati putri dari Padmasari. Setelah wafatnya Maharaja Rakai Gurunwangi Dyah Badra, Dyah Jbang jadi raja Medang. Tapi mungkin karena Dyah Jbang tidak merubah status sawah Wanua Tengah, Sangha memerintahkan Dyah Balitung menjadi raja Medang menggantikan kakaknya. Dyah Jbang yang mungkin kecewa dan marah, kemudian pergi memindahkan kekuasaanya ke Kanjuruhan.
Diwaktu pemerintahanya, Balitung memberikan hak bebas denda pada seluruh bihara di Jawa termasuk bihara di Pikatan. Kemudian dia memperluas kekuasaanya ke luar Jawa dengan menyerbu Bantan / Bali dan daerah sekitarnya. Setelah wafatnya Maharaja Balitung, mpu Daksa naik tahta.
Kemudian untuk meneguhkan negaranya atau dengan maksud yang lain, dia mengganti tahun Saka menjadi Saka Sanjaya. Yaitu tahun mulai berkuasanya Wangsa Syailendra.
Jadi di makalah ini Sanjaya adalah dari keluarga Syailendra ( zaila indra, excellent rock, batu mantap, watu linuwih, watugunung? ).
Maka mundurlah hitungan tahun Saka sebanyak 640 tahun ( tahun pengangkatan Palasara ) atau bisa dikatakan tahun Saka Sanjaya dimulai pada tahun 77 M.
Raja Daksa kemudian memecah negaranya jadi dua untuk putra-putranya. Astina / Medang diwariskan ke Astradarma sedang Malowopati ke Ajidarma. 
Sebelumnya gunung Sindoro dikabarkan meletus ( prasasti rukam ) yang mengubur Sangha Mulwapati. Sehingga sangha dipindahkan ke Grejitawati.
Untuk melihat perhitungan tahun saka yang diganti ke tahun sanjaya bisa dilihat di bagian gambar.Sumber Makalah 3, 21, 25, 26, 28, 29, 30, 32, 33, 34, 60, 61, 17, 8
+ 300-434 M / 863-997 S / 223-357 J
Terjadi pernikahan antara putra Daksa (Astradarma) dengan cucu Dyah Jbang. Kemudian terjadi bencana alam dahsyat yang menghancurkan istana Yawapura. Bencana ini adalah banjir lahar dingin sisa material bencana gunung Sindoro sewaktu pemerintahan Balitung. Banjir lahar dingin ini menewaskan banyak anggota kerajaan beserta raja Astradarma. Kesempatan tersebut digunakan oleh negeri-negeri taklukan Medang untuk merdeka.

putra Astradarma bernama Anglingdharma. Setelah dewasa mewarisi tahta Malowopati dari pakdenya Aji Darma. Kemudian dengan politik perkawinan serta beberapa peperangan dia berhasil mengembangkan Malowopati.
Jadi di makalah ini, putra Dyah Jbang inilah yang berjuluk Sri Aji Jayabaya, yaitu raja Mamenang / Kanjuruhan / Widarba / Wirata / Dahanapura.
Diberitakan lahirnya Anglingdharma sebagai cucu pertama, bersamaan dengan meninggalnya sang kakek. Dan diberitakan juga bahwa Jayabaya meninggal dalam usia yang sangat tua. Hal ini berarti Jayabaya menikah setelah berusia lanjut.
Sepertinya Aji Jayabaya sangat menghormati leluhurnya. Sehingga dia meruwat tingkah laku buruk pendahulunya dengan menuliskan riwayat mereka menjadi cerita wayang Jawa. Dimana para leluhurnya adalah orang-orang yang bersih dan suci tanpa cela.
Mungkin dimulai dari Jayabaya pula ruwatan dengan menggunakan media wayang menjadi budaya di Jawa.
Mungkin bencana banjir lahar dingin yang mengubur kota Yawapura, mengubur pula catatan-catatan Sejarah Jawa kuno ( catatan sejarah Bangsa Jawa sebelum tahun 1000 SM. Yang salah satunya mungkin berkaitan dengan "Bangsa Pelaut" yang menyerbu Mesir dan Anatolia pada abad 11 SM, seperti terpahat pada relief candi Penataran. Entah sebagai penyerbu atau termasuk sebagai yang diserbu  ). Sehingga diberitakan di makalah Sejarah Narendra ing Tanah Jawa, Jayabaya menulis Sejarah Jawa menurut yang diingat para dewa ( para pengungsi / pendatang dari Iran ) dan dari sejarah yang ditulis leluhurnya ( Jitapsara dan Jidsaka tulisan Palasara ). Mungkin catatan para pendatang tersebut tersebar di pertapaan gunung Penanggungan atau di tempat lain.
Setelah Jayabaya wafat digantikan oleh anaknya Amijaya. Kemudian setelah Amijaya wafat digantikan oleh putranya Jayasena.
Setelah wafatnya Jayabaya, maka berita di makalah Sejarah Narendra ing Tanah Jawa
saya anggap tidak berlaku lagi.
Sumber Makalah 1, 52, 57, 58, 27, 59
435 M / 998 S / 358 J
Waktu itu Malowopati yang sudah dipecah jadi dua untuk kedua putra Anglingdharma ( Malowopati dan Kertanegara ) ditaklukan oleh Aji Pamasa putra dari Aji Jayasena. Selanjutnya negara Gabungan ini bernama Medang Penataran / Pengging Witaradya setelah ibukota pindah ke Pengging.
Sumber Makalah 27, 57, 59
460 M / 1023 S / 383 J
Prabu Citrasoma putra Aji Pamasa menggantikan ayahnya tak lama setelah kepindahan ibukota. 
Sumber Makalah 27, 59
510 M / 1073 S / 433 J
Prabu Citrasoma telah digantikan oleh anaknya, Raden Pancadriya.
Kerajaan Taruma / Galuh ( mungkin semenjak dipimpin Raja Purnawarman ) menjadi kekuatan tangguh di barat pulau Jawa.
Sumber Makalah 27, 57, 59
545 M / 1088 S / 448 J
Saat itu Prabu Pancadrya telah digantikan Raden Anglingdriya di Pengging Witaradya.
Di waktu berkuasanya telah terjadi peperangan antar keluarga sendiri, yaitu antara negara Pengging Witaradya vs negara Prambanan yang dipimpinan oleh keponakan Anglingdriya sendiri.
Pada masa itu pula raja Taruma telah menjadi Maharaja Jawa.
Mungkin disinilah legenda Bandung Bondowoso terjadi. 
Sumber Makalah 27, 57, 59
561 M / 1124 S / 484 J
Raden Damarmaya ( panglima perang pengging ) menantu Prabu Anglingdriya menggantikan mertuanya yang lengser keprabon jadi raja di Pengging Witaradya.
Sumber Makalah 27, 57, 59
600 M / 1163 S / 523 J
Mulai penurunan pengaruh Taruma, Karena persaingan dengan Kerajaan Sriwijaya.
Saat itu Prabu Damarmaya mangkat sehingga Prabu Anglingdriya menjadi raja Pengging Witaradya lagi.
Sumber Makalah 27, 57, 59
605 M / 1168 S / 528 J
Serbuan Sriwijaya ke Pengging Witaradya berhasil ditahan. Namun Prabu Anglingdriya tewas dalam pertempuran. Raden Pandayanata diangkat jadi raja menggantikan bapaknya.
Sumber Makalah 27
610 M / 1173 S / 533 J
Sriwijaya mengalahkan Pengging Witaradya dan menguasainya. Putra Selacala yaitu kakak dari Pandayanata yang bernama Kanduyu meneruskan perjuangan mengusir Sriwijaya dengan dibantu negeri Taruma.

Sumber Makalah 27, 59, 57
666 M / 1229 S / 589 J
Saat itu yang memimpin sangha Brahmanarani Shima.
Saat itu pula Kanduyu telah berhasil mengusir Sriwijaya dan merebut Pengging Witaradya sehingga negara berganti nama jadi Pengging Nimrata.
Sumber Makalah 27, 59
, 57
682 M / 1245 S / 605 J
Taruma takluk oleh Sriwijaya. Seluruh wilayah Taruma jadi milik Sriwijaya.
Setelah ini saya hanya akan menulis tahun Saka Sanjaya dan saya beri inisial S saja dibelakangnya.
Cerita raja Sokadana yang menaklukan puluhan negara mungkin disini
Saat itu Kandiawan putera Kanduyu juga telah menggantikan bapaknya jadi raja Pengging.
Dalam wayang madya karya Ngabehi Tandakusumo dari Mangkunegaran, Kandiawan disebut juga Jayalengkara sebagai jembatan yang menghubungkan wayang purwa dengan wayang gedog / panji. Karena itu ada kemungkinan bahwa Kandiawan dimaksud sebenarnya bukanlah Jayalengkara.
Sumber Makalah 35, 59
+ 723 M / 646 S
Raja Bhanu ( putra dari Kandiawan ? ) telah jadi Maharaja Jawa dengan restu penguasa sangha ( ratu Shima / Sidhadewi / Hyang Otipati ? ).
Cerita Srimahakurung / Srimahapunggung mungkin disini.
Sumber Makalah 55
741 M / 664 S
Karena Sriwijaya bersiap menyerang Pengging Nimrata. Sangha dipindahkan ke daerah Poluchiasu / Rabut Palah / Candi Penataran /
Kanyuruhan.
Cerita Kyai Buyut yang disuruh keluar dari kotaraja Pengging mungkin disini.
Sumber Makalah 37, 38
754 M / 677 S
Raden Wisnu telah menggantikan ayahnya yang telah wafat. Serbuan Sriwijaya mengalami kekalahan pada masa raja Wisnu ini, bahkan Sriwijaya terdesak mundur dan daerah pusatnya terkuasai.

Cerita Srimahakurung / Srimahapunggung mungkin disini.
Sumber Makalah 43
781 M / 704 S
Raden Dharanindra menggantikan ayahnya yaitu raja Wisnu. Pada saat pemerintahan raja Dharanindra ini dilakukan penyerbuan ke daerah sisa-sisa Sriwijaya dan berhasil menaklukannya. Selanjutnya negara dinamakan
Medang Nimrata. Kekuasaan kerajaan Medang Nimrata mencapai daerah jajahan Sriwijaya yaitu Kamboja.
Cerita Prabu Manguntur mungkin disini.
Sumber Makalah 39
791 M / 714 S
Terjadi politik perkawinan untuk mencegah pemberontakan rakyat asli Sriwijaya dengan dinikahkannya Raden Samaragrawira putra Dharanindra dengan dewi Tara putri Aji Sriwijaya, Darmasetu.
Sumber Makalah 45
+ 802 M / 725 S
Sebelum Daharanindra wafat, dia membagi wilayah Medang nimrata untuk anak-anaknya menjadi Swarnadwipa ( Mojopura ) yang di pimpin oleh Samaragrawira dan Jawadwipa (
Pengging ) oleh Samaratungga, agar kelak tak terjadi pertikaian.
Negeri Kamboja, salah satu daerah taklukan berhasil memerdekakan diri dari negara Swarnadwipa

Cerita Jayalengkara dan Tejalengkara mungkin disini.
Sumber Makalah 41
+ 807 M / 730 S
Raden Samaratungga putra tertua raja Dharanindra / raja Jawadwipa wafat digantikan putrinya yang masih muda bernama Pramodawardhani dengan dibimbing Mpu Manuku. Raja Samaragrawira mengutus Mpu Palar sebagai pengganti Mpu Manuku di Jawadwipa. Hal yang merongrong konsolidasi di Jawadwipa.
Sumber Makalah 33
+ 823 M / 746 S
Maharani Pramodhawardani wafat. Kemungkinan kekuasaanya tidak diteruskan oleh keturunannya
.
Cerita Retno Pembayun, putri dari Jayalengkara mungkin disini. 
Sumber Makalah 33
+ 835 M / 758 S
Raden Balaputradewa naik tahta Swarnadwipa menggantikan ayahnya raja Samaragrawira yang telah wafat.
Pada masanya Negara Swarnadwipa bersahabat dengan negara Nalanda di India.
Cerita Tejangkara mungkin disini.
Sumber Makalah 43
+ 868 M / 791 S
Maharaja Balaputradewa wafat. Penerus Balaputradewa kemungkinan adalah Pu Wagiswara. Ada kemungkinan negara bawahan Swarnadwipa dibawah dinasti Warmadewa memberontak / ada kemungkinan lain yaitu terjadi serangan dari negara Chola. Pu Wagiswara terdesak sampai ke Jawadwipa.

Semenjak itu Swarnadwipa berganti menjadi Swarnabhumi.
Selanjutnya saya sebut negara Swarnabhumi sama dengan negara Dinasti Warmadewa.
Kerajaan Sokadana di masa panji wulung mungkin di sini. 
Sumber Makalah 44
+ 888 / 811 S
Negara Dinasti Warmadewa melakukan penyerbuan ke Jawadwipa. Kekuasaan Jawadwipa sampai bergeser cuma menguasai wilayah
Purwocarito. Mungkin dalam penyerbuan itu Maharaja Wagiswara tewas dan dimakamkan di Turumangambil.
Selanjutnya Dinasti Warmadewa menyerang dan Jawadwipa bertahan. Pada tahun 854 S Gilingaya dikembalikan ke raja Sunda oleh Negara Dinasti Warmadewa.
Rakai Layang Dyah Tulodhong jadi Maharaja Jawa sepeninggal bapaknya.
Julukan Raja adalah Sri Maharaja Rakai Layang Dyah Tulodong Sri Sajjana Sanmatanuraga Uttunggadewa.
Cerita Darmaraja dan bapaknya, raja Pengging yang sakit mungkin disini
Sumber Makalah 46, 55
928 M / 851 S
Raja Tulodhong beserta putra mahkota, Mpu Ketuwijaya gugur setelah ibu kota berhasil diserang oleh pasukan dinasti Warmadewa. Pasukan tersebut sangat kuat dan perkasa. Menurut perhitungan, Pasukan Medang tak akan mampu / belum siap jika harus berperang frontal. Maka Rakai Sumba Dyah Wawa menggunakan taktik mengangkat dirinya jadi raja Medang, mengirimkan Mpu Sindok ( menantu Tulodhong? ) ke daerah Brang Wetan. Serta mempersenjatai Pasukan-pasukan gelap untuk sabotase ( Kampak ) maupun mempersiapkan Pasukan tangguh dengan dibikinnya pusat pembuatan alat perang ( Kajurugasalyan ) dan membentuk benteng pertahanan alami sungai Bengawan Solo dan di bentang pegunungan dari Wonosari, Wonogiri, Purwodadi dst. Sementara dia sendiri mengalihkan perhatian Pasukan dinasti Warmadewa agar hanya tertuju kearahnya di Ibukota yang waktu itu berada didaerah Yogyakarta ( Mataram / benteng candi Barong ? ).
Julukan Raja adalah Sri Maharaja Rakai Sumba Dyah Wawa Sri Wijayalokanamottungga ( Tanpa Dewa? ).

Cerita prabu Karwaka dan raden Subrata mungkin disini.
Sumber Makalah 47, 49
929 M / 852 S
Mpu Sindok Jadi Raja Medang setelah kejatuhan ibu kota ( gugurnya raja Wawa ). Waktu Pasukan dinasti Warmadewa mau masuk lebih dalam ke daerah Medang Gana, mereka tertahan oleh pasukan-pasukan yang telah kuat.
Berikutnya adalah pengukuhan oleh negara bahwa penguasa sekarang adalah Dinasti Isana ( bukan dinasti Syailendra lagi ). Pemberian-pemberian sima swatantra atau anugerah yang lain kepada rakyat maupun pejabat, diberikan oleh Raja Sindok sebagai ungkapan terima kasih negara atas kesetiaan dan perjuangan rakyatnya. Pendirian tugu di Anjuk Ladang seolah pengulangan cerita suksesnya kemenangan peperangan melawan Melayu.
Ibukotanya berada di Kuripan.
Julukan Raja adalah Sri Maharaja Rakai Hino Sri Isana Wikramadharmottunggadewa.

Cerita prabu Karwaka dan raden Subrata mungkin disini.
Sumber Makalah 36, 42, 48, 50
Sejarah Jawa yang saya tulis ini selesai pada tahun pengangkatan mpu Sindok jadi Raja Medang tahun 851 S / 929 M. Sejarah selanjutnya bisa diteruskan dengan
sejarah versi catatan ngawur, yang saya tulis berikut.
Medang di versi ini adalah nama dari kerajaan dinasti Isana.
SEJARAH VERSI CATATAN NGAWUR
947M / 869S
Suami Isyanatunggawijaya, Raja Matanggadewa / Lokapala jadi raja Medang menggantikan mertuanya raja Sindok. Dia mungkin seorang pelarian pangeran dari Bali ( putra Ugrasena? ). Karena Negara Singamandawa habis kalah perang dengan Negara Singhadwala wakil dinasti Warmadewa di Bali. Sehingga pada masa itu Medang terjepit oleh kekuatan Warmadewa di Jawa Tengah dan Bali.

970M / 892S
Putra Matanggadewa dan Isyanatunggawijaya yaitu Makuthawangsa Wardhana, menggantikan orang tuanya menjadi raja Medang. Pada Masanya ini dinasti Warmadewa di Bali berhasil dikalahkan. Dan untuk meredam terjadinya pemberontakan, seperti pendahulunya dulu ( Dharanindra ), dia juga menikahkan putrinya yang bernama Mahendradata dengan Udayana Warmadewa.

989M / 911S
Dharmawangsa saudara Mahendradata mengirimkan tentara untuk menaklukan dinasti Warmadewa di Sumatera. Mungkin setelah dua kali penyerbuan akhirnya terjadi perdamaian antara Medang dengan dinasti Warmadewa di tahun + 919 S. Peperangan ini membutuhkan biaya besar dan memperlemah konsolidasi Medang atas negara-negara bawahanya. Akibatnya beberapa vasal Medang seperti Wurawari dan Wengker mulai memperkuat diri.

1026M / 948S
Dengan memanfaatkan keruntuhan Medang, raja Sunda Jayabupati menjadi Maharaja Jawa. Meski kelak akan terebut oleh Panjalu karena kalah pengaruh.
+ 1006M / 938S - 1041M / 973S 
Dharmawangsa menikahkan putrinya dengan keponakannya, Erlangga ( putra Mahendradata dan Udayana Warmadewa ). Akan tetapi sewaktu perayaan berlangsung, keraton Dharmawangsa diserbu negeri Wurawari. Meski raja dan para pejabat banyak yang gugur, tapi Erlangga dan istrinya beserta Narotama sahabatnya, berhasil melarikan diri. Setelah berbagai cobaan dan perjuangan, akhirnya dengan dukungan sangha ia berhasil membangun negara Medang lagi. Lalu berhasil pula menjayakannya. Negara pimpinan Erlangga kemudian disebut negara Panjalu. Di akhir pemerintahan Erlangga, dikarenakan Sanggramawijaya / putri mahkota ( Kilisuci ) secara fisik tidak bisa berketurunan ( kata sebagian orang kedi / mandul ). Maka Erlangga membelah negaranya menjadi dua untuk anak-anaknya agar tak saling bertikai. Yang ditugaskan untuk peletakan batas pembelahan adalah pu Bharada.

1042M / 974S
Putra Erlangga, Sri
Jayawarsa Digjaya Sastra Prabhu diangkat Sebagai raja Panjalu beribukota di Dahanapura ( daerah Blitar ). Berkuasa di sebelah barat dan utara sungai Brantas. Yaitu daerah subur di selatan pegunungan Kendeng, serta dilalui jalan utama trans Jawa yang menghubungkan Dieng sampai Kediri.
1042M / 974S
Putra Erlangga, Samarotsaha Karnnakesana Ratnasangkha Kirtisingha
Jayantaka Uttunggadewa diangkat sebagai raja Kahuripan beribukota di Jenggala. Menguasai pelabuhan penting di Jawa bagian Timur. Kedua negara jadi kesulitan karena pemisahan ini. Yang satu sebagai Bandar perdagangan tapi tidak bisa menjual komoditas ke pedalaman. Sedang yang lain punya komoditas melimpah tapi tak bisa eksport dan kekurangan bahan yang mana bahan tersebut harus diimport. Sebuah pemisahan yang mengharuskan dua negara berseteru jadi saling membutuhkan telah berhasil dilaksanakan oleh pu Bharada.
1074M / 996S
Alanjung Ahyes, putra Jayantaka menikah dengan sepupunya Chandrakirana putri Jayawarsa atas saran Bude nya Kilisuci. Sehingga Negeri yang terpisah dua diharapkan menjadi satu. Cerita-cerita Panji hendaknya dilakoni oleh dua putra dan putri raja ini.

+ 1103M / 1025S
Linggajaya putra Alanjung Ahyes dan Candrakirana menjadi raja menggantikan ayahnya. Dia adalah kakak Bameswara dan beristana di Tanjung. Selain itu dia juga punya saudara tiri lain ibu bernama Panji Raras ( putra panji Anggraeni ? ).

1105M/1027S
Bameswara. Diangkat menjadi raja menggantikan kakaknya, dan memindahkan ibukota negara dari Dahanapura ke Kediri, setelah saudara tirinya yaitu Mapanji Garasakan ( Panji Raras ) yang diserahi kekuasaan di Jenggala memberontak dan memisahkan diri dengan menyerang istana Tanjung dan membunuh Linggajaya.

Bameswara kelak digantikan oleh keponakanya yaitu Warmeswara.

1130M / 1053S
Warmeswara, putra Linggajaya perang melawan Hemabhupati putra Garasakan. Hemabhupati terdesak sampai ke Malang / Tumapel. Peperangan ini dimenangkan Warmeswara dengan sloganya Panjalu Jayati. Semenjak itu kekuasaan keluarga Garasakan dibatasi. Anggota keluarga tidak boleh ada yang berhubungan dengan dunia luar. Putra Hemabhupati ( Joko Jiput? ) disumpah agar menjadi agamawan saja tanpa politik ( menjadi anggota sangha tapi bukan pemimpin ) dengan gelar Girinata. Pejabat yang pertama bertugas mengawasi keluarga tersebut bernama Tapawangkeng. Meski begitu dengan menerobos tata susila Girinata berhasil menjalin hubungan cinta dengan wanita luar, yang kemudian melahirkan anak bernama Rangga Rajasa. Keberadaanya disembunyikan dari para pejabat negara dan hanya diketahui oleh intern keluarga Garasakan dan abdi-abdi setianya saja. Kitab Bharatayudha ( perang pandawa vs kurawa ) ditulis pada masa ini untuk menggambarkan perebutan tahta antara keluarga Linggajaya vs Garasakan.

1159M / 1082S
Sarweswara putra dari Bameswara naik tahta menggantikan kakak sepupunya. Rebutan tahta ( mungkin tanpa perang ) antara paman dan keponakan ( Sarweswara melawan Aryeswara putra Warmeswara ) mungkin terjadi di masa ini. Setelah terjadi kekosongan kekuasaan selama dua tahun akhirnya sang paman memenangkan perebutan tahta.

1161 M / 1084S
Aryeswara putra Warmeswara berhasil merebut tahta dari sang paman dan menjadi raja.

1181M / 1104S
Gandra putra Aryeswara menjadi raja menggantikan ayahnya. Pada masanya untuk pertama kali kepangkatan kerajaan menggunakan nama hewan. Gandra ini dikudeta oleh pamanya ( Kameswara putra Sarweswara ). Meninggalkan tiga orang putra masih kecil-kecil yaitu Parameswara, Tohjaya, Guningbhaya. Seperti halnya keluarga Garasakan, keluarga Gandra juga dikucilkan dan disumpah tidak berpolitik lagi. ( Kelak Parameswara menjadi Agamawan dan memimpin Sangha dengan gelar Adhimurti ).

1182M / 1105S
Kameswara putra Sarweswara menjadi raja. Kekacauan akibat kudeta yang di lakukan olehnya, memberi kesempatan pada Rangga Rajasa putra Girinata untuk memupuk kekuatan di Tumapel dengan langkah pertama membunuh pejabat pengawas berpangkat akuwu yang bernama Tunggul Ametung. Semua hal dilakukan demi meraih cita-citanya. Dengan cara menarik dukungan dari penjahat sampai hartawan, dengan cara yang haram maupun yang halal.
Puncak sastra jaman Kediri konon ada di masa raja Kameswara ini.
1190M / 1113S
Kertajaya putra Kameswara menggantikan ayahnya menjadi raja Kediri. Pada masa inilah Batara Parameswara menjadi provokator para agamawan sangha agar memihak Tumapel dan memusuhi Kediri. Setelah dapat dukungan dari sangha mulailah Tumapel menyerang Kediri. Kertajaya terdesak sampai basis pertahananya pindah ke Glang. Hasil akhir adalah kekalahan Kertajaya pada pertempuran desa Ganter.

1222M / 1145S
Rangga Rajasa mengangkat Jayasabha putra Kertajaya menjadi raja bawahan di Glang ( mungkin agar terjadi islah antara keturunan Erlangga ). Sedangkan Parameswara menjadi pemimpin / raja Kediri.

Kelak Parameswara akan menjadi Adiguru / Adhimurti / pemimpin sangha. Sehingga waktu Parameswara pindah ke Tumapel, pemerintahan Kediri dipimpin oleh adiknya yang ke tiga, Agnibhaya. Kemudian setelah Agnibhaya meninggal, ia digantikan oleh Tohjaya ( adik Parameswara yang nomor dua ).
1227M / 1150S
Anusapati putra Rangga Rajasa menggantikan ayahnya jadi raja Tumapel. Dia mengikat perbesanan dengan Parameswara, dengan mengawinkan putranya Wisnuwardhana dengan Waninghyun Putri Parameswara, dengan tujuan untuk menyatukan trah Erlangga. Sedangkan Kulupkuda / Narasinghamurti saudara dari Waninghyun yang sebelumnya menjadi raja di Madura, di beri kedudukan tinggi ( menjadi panglima / mahapatih Tumapel ).

Sastrajaya putra Jayasabha kelak akan diangkat menjadi raja Kediri sepeninggal Parameswara dan adik-adiknya.
1248M / 1171S
Wisnuwardhana jadi raja. Ia dengan Waninghyun mempunyai anak bernama Kertanegara, yang diangkat menjadi yuwaraja di Dahanapura, yang kelak juga akan mewarisi tahta Tumapel. Sedang Turubali, saudari dari Kertanegara dinikahkan dengan Jayakatong putra dari Sastrajaya di Glang. Jadi selain pernah kemenakan, Jayakatong juga menantu Wisnuwardhana sekaligus ipar dari Kertanegara. Kemungkinan Wisnuwardhana dan Narasinghamurti menjabat sebagai wali raja / memerintah bersama setelah kelahiran Kertanegara. Menunggu sampai Kertanegara cukup umur.

1268M / 1191S
Kertanegara menjadi raja Singosari yang menguasai seluruh wilayah Jenggala dan Panjalu. Ambisi besarnya membuatnya mengirimkan Expedisi persahabatan / penaklukan ke seluruh daerah jawa dan luar jawa. Konon hal ini dilakukan untuk membendung pengaruh Mongol di Asean. Bahkan Kertanegara berani melukai utusan Mongol yang meminta Jawa takluk. Salah satu pemimpin Expedisi ini adalah sang perwira yudha Dyah Lembu Tal ( Harsawijaya ? ), putra dari Narasinghamurti.

Sebenarnya Kertanegara hendak menikahkan dua putrinya dengan Ardharaja putra Jayakatong. Dan dua putrinya yang lain dengan Wijaya putra Dyah Lembu Tal. Tapi sewaktu bala tentaranya banyak yang pergi dalam expedisi, Jayakatong malah menyergap Singosari. Kertanegara terbunuh. Tapi Wijaya berhasil melarikan diri.
1292M / 1215S
Jayakatong menjadi raja setelah mengalahkan Kertanegara. Pada masa ini telah terjadi konsolidasi kekuatan ex Tumapel dengan di bidani oleh Arya Wiraraja. Arya Wiraraja ini adalah salah satu kerabat / bawahan Narasinghamurti dulu ketika dia masih menjabat sebagai raja Madura. Sehingga tidak aneh jika Arya Wiraraja mendukung Wijaya, yaitu salah satu cucu Narasinghamurti. Apalagi setelah dijanjikan pembagian negara jika berhasil mengalahkan Jayakatong.
1294M / 1217S
Kemudian dengan memanfaatkan momentum serangan Mongol ke Jawa, Wijaya berhasil mengalahkan dua musuh sekaligus, yaitu Jayakatong dan Kubilai Khan raja Mongol. Lalu membangun negara baru bernama Majapahit. Sedang ke empat putri Kertanegara dijadikan istri oleh Wijaya.
1309M / 1232S
Jayanegara, putra Wijaya menjadi raja menggantikan ayahnya di Majapahit. Sebelumnya ayahnya telah menepati janjinya kepada Arya Wiraraja dengan membagi wilayah kerajaan. Kabarnya Arya Wiraraja diberi wilayah Lumajang. Jayanegara punya dua saudari bernama Rajadewi dan Tribuwanotunggadewi.
1328M / 1251S
Tribuwanotunggadewi menggantikan Jayanegara menjadi rani Majapahit. Diceritakan bahwa dia memerintah negara sebagai wakil dari ibunya. Maka ketika ibunya meninggal, dia juga lengser keprabon, digantikan oleh anaknya Rajasanegara. Masa itu banyak sekali pemberontakan, tapi bisa dipadamkan. Gajah Mada, salah satu pahlawan pembela tahta Majapahit diangkat sebagai Mahapatih.
1350 M / 1273S
Rajasanegara jadi raja Majapahit. Pada masanya, dengan kepiawaian Gajah Mada mengatur negara. Majapahit menjadi besar dan kuat sehingga bisa memimpin Nusantara.
1389M / 1312S
Kusumawardhani putri Rajasanegara jadi rani Majapahit. Putranya yang berjuluk Hyang Wekasing Sukha meninggal ketika masih kecil. Sehingga tidak ada putra mahkota waktu itu. Ditahun +1401 M Kusumawardhani Meninggal.  Kemudian terjadi perselisihan antara Wikramawardhana, sepupu sekaligus suami dari Kusumawardhani dengan Wirabhumi putra Rajasanegara dari selir tentang siapa yang berhak atas tahta Majapahit. Peperangan ini sering disebut perang paregreg.
1406M / 1329S
Wikramawardhana memenangkan perang paregreg. Wirabhumi berhasil di bunuh oleh raden Gajah Narapati. Kemudian untuk rekonsiliasi dia menikahi putri Wirabhumi. Setelah jadi raja, Wikramawardhana sering disebut sebagai Brawijaya 1.
Perang paregreg mulai menggerus kejayaan Majapahit. Sampai negara besar ini kehilangan pamor di Nusantara. Banyak wilayah mandala memerdekakan diri.
1427M / 1350S
Suhita, anak dari pernikahan Wikramawardhana  dengan putri Wirabhumi menggantikan ayahnya jadi rani Majapahit. Sayangnya putra putra penggantinya banyak yang mati muda. Sehingga tahta Majapahit diserahkan kepada Kertawijaya, putra Wikramawardhana dari selir. Diberitakan bahwa di masanya terjadi perseteruan dengan raden Gajah Narapati karena dendam atas kematian Wirabhumi.
1447M / 1370S
Kertawijaya menjadi raja menggantikan kakaknya. Punya tiga putra yang kelak berjuluk Sang Sinagara, Hyang Wisesa dan Singhawikrama. Pada masanya, telah menjodohkan cucu-cucunya sendiri. Antara lain Samarawijaya putra Sang Sinagara dengan putri Hyang Wisesa.
1451M / 1374S
Sang Sinagara menggantikan ayahnya jadi raja. Sewaktu dia meninggal, putra mahkota ( Samarawijaya ) belum cukup matang untuk memimpin negara. Oleh karena itu Mertuanya Hyang Wisesa yang diangkat menjadi raja.
1453M / 1376S
Hyang Wisesa menjadi raja mungkin dengan maksud mewakili Samarawijaya, menantunya. Sedangkan putra putra Sang Sinagara yaitu Samarawijaya, Wijayakarana, Wijayakusuma, Ranawijaya tetap tinggal di istana.
1468M / 1391S
Singhawikrama menjadi raja menggantikan kakaknya Hyang Wisesa. Masalah ini menimbulkan sengketa dengan anak-anak Sang Sinagara. Sehingga anak-anak Sang Sinagara ini lari dari istana dan melakukan pemberontakan.
1478M / 1400S
Sebelumnya Ranawijaya pernah menikah dengan putri ulama muslim bangsa Cina yang sudah menetap di Jawa bernama Siu Ban Ci. Ulama tersebut bernama Syaikh Bantong, yang berasal dari golongan rakyat biasa. Tetapi karena sebab tertentu, Ranawijaya menyerahkan istri yang waktu itu dalam keadaan hamil ke sepupunya yang bernama Arya Dillah adipati Palembang putra dari Hyang Wisesa
( pernah jadi pemimpin pasukan di Semarang bagian bahan peledak.  Arya Dillah dan Siu Ban Ci sama-sama muslim ).
Sehingga adipati Palembang ini amat disegani oleh pasukan Majapahit di Semarang. Beberapa bulan kemudian Putra Ranawijaya lahir dan diberi nama Patah / Jimbun. Setelah melalui masa idah, Siu Ban Ci dinikahi oleh Arya Dillah yang kemudian berputra Husen.
Setelah remaja kedua anak tersebut pergi belajar ke sunan Ampel sekaligus mengabdi ke Majapahit. Waktu terjadi perang antara keluarga Sang Sinagara melawan Majapahit ( Singhawikrama ), Raden Patah memihak ayah kandungnya dan menjadi salah satu panglima dari keluarga Sang Sinagara.
Peperangan di Semarang di tahun 1477M / 1399S dimenangkan oleh Raden Patah.  Setahun kemudian keluarga Sang Sinagara memperoleh kemenangan. Singhawikrama tewas, akan tetapi Samarawijaya yang juga bergelar Sang Munggwing Jinggan juga sama-sama tewas dalam pertempuran akhir. Maka yang diangkat menjadi raja adalah Bhatara Mataram Wijayakarana adik ke dua dari Samarawijaya. Mungkin Kesetiaan Raden Patah kepada keluarga Sang Sinagara sempat dikhawatirkan oleh Ranawijaya karena keberhasilanya dalam perang di Semarang, selain itu karena ia juga punya status anak yang dibuang oleh Ranawijaya ( khawatir  dendam kemudian memberontak ). Akan tetapi sunan Ampel meyakinkan keluarga Sang Sinagara bahwa Raden Patah bisa dipercaya. Setelah itu Raden Patah diberi jabatan menjadi adipati di Bintara dan diberi kuasa untuk memimpin armada laut di Semarang bekas taklukan sewaktu perang 1477M / 1399S.
1489M / 1411S
Bhatara Mataram Wijayakarana wafat. Mungkin karena Wijayakusuma yang berkuasa di Wilwatikta sudah uzur, dia menyerahkan tahta Maharaja kepada adiknya, Ranawijaya yang berkuasa di Daha. Kemudian Ranawijaya Bhre Kertabhumi menjadi Maharaja. Di masa Kertabhumi, Wijayakusuma yang berkuasa di Wilwatikta juga wafat.
Di tahun +1493M / 1415S Ranawijaya mengangkat Mahodara Sr menjadi Mahapatih Majapahit dan menyerahkan roda pemerintahan kepadanya. Beberapa Waktu kemudian Portugis menyerang Malaka dan memonopoli perdagangan, Sehingga atas permintaan kesultanan Malaka, Kadipaten Demak Bintara mengirimkan armada laut untuk mengusir portugis, tapi kalah. Di tahun 1513M / 1435S patih Mahodara Jr ( Anak Mahodara Sr atau kakak dari putri Sugiyah atau kakak dari menantu Ranawijaya atau kakak ipar dari Pangeran Adipati ) menjalin kerjasama dengan portugis.

+1500M / 1422S
Pangeran Adipati ( apakah Nyo Lai Wa ? dan apakah yang dimakamkan di Kediri sebagai Adipati Anom adalah diri nya ? ), putra Ranawijaya yang juga saudara tiri Raden Patah menggantikan ayahnya yang lengser keprabon jadi raja Majapahit. Tapi selang beberapa minggu dia dikudeta oleh patih Mahodara Jr. ( apakah Pa Bu Ta La ? ).
Kemudian Kurang lebih pada tahun 1515 M, Mahodara Jr. dibunuh oleh anak Pangeran Adipati yang masih berumur belasan tahun. Setelah membunuh Mahodara Jr. dia melarikan diri ( mungkin ke Terung ). Sehingga Raden Pramana ( anak Mahodara Jr. ) tampil sebagai pengganti ayahnya di Sengguruh.
1518M / 1440S
Sepeninggal Raden Patah, menantunya yang pernah memimpin penyerangan ke Malaka, Yunus diangkat menjadi adipati Bintara. Pada masa adipati Yunus dikirim expedisi ke 2 untuk mengusir Portugis dari Malaka, tapi tetap kalah. Dan sang adipati gugur dalam pertempuran.
1521M / 1443S
Trenggono putra Raden Patah diangkat jadi Sultan oleh Sangha Jawa, yang diwaktu itu terkenal dengan sebutanya Wali Sangha. Setelah itu, peperangan antara Trenggono melawan para pendukung almarhum Mahapatih Mahodara Jr. terjadi sebagai upaya untuk membebaskan Kertabhumi dari kungkungan para pendukung almarhum Mahapatih. Kesultanan Bintara yang didukung oleh para putra Kertabhumi ( salah satunya raja Dewa Ketut dari Bali ) memenangkan perang ini.

Dikabarkan Kertabhumi yang telah lengser keprabon ( Ranawijaya / Brawijaya V / Prabu Wungkuk ) berdialog dengan Sunan Kalijaga setelah peperangan usai.
1546M / 1468S
Sepeninggal sultan Demak 1, Prawoto putra Trenggono diangkat jadi sultan. Sebelumnya dia telah membunuh paklek nya raden Kikin dalam perebutan tahta. Sehingga terjadi pembalasan dendam oleh putra Kikin, si Arya Penangsang. Arya Penangsang ini tidak hanya membunuh Prawoto, bahkan Hadiri ( suami ratu Kalinyamat ) dan Adiwijaya yang masih ipar dari Prawoto juga disergap. Tapi Adiwijaya selamat dari sergapan tersebut.
1549M / 1471S
Ratu Kalinyamat adik Prawoto sebagai penerus tahta meminta pada Adiwijaya untuk membinasakan Arya Penangsang dengan imbalan tahta jika berhasil. Adiwijaya dengan sayembaranya akhirnya berhasil membunuh Arya Penangsang melalui Ki Ageng Pemanahan dan Ki Penjawi dengan siasat mengumpankan Sutawijaya putra Ki Ageng Pemanahan. Tahta Demak Bintoro akhirnya jatuh ke Adiwijaya.
1582M / 1504S
Adiwijaya memindahkan ibu kota ke Pajang. Pada masanya Sutawijaya mulai membangun kekuatan dan memberontak. Sepeninggal Adiwijaya, Arya Pangiri putra prawoto dengan dukungan dari Sangha berhasil menyingkirkan Benowo putra Adiwijaya sehingga berhasil menjadi raja.
1586M / 1508S
Pangeran Benowo, putra dari Adiwijaya berserikat dengan Sutawijaya mulai menentang Arya Pangiri. Dia memberikan kekuatan angkatan perang Pajang kepada Sutawijaya, yang akibat dari kebijakan Sutawijaya adalah terisolasinya Jawa dari hubungan luar. Tak lama setelah jadi raja, karena secara nyata kekuatan ada di tangan Sutawijaya, Benowo menyerahkan tahta Pajang ke Mataram.
1587M / 1509S
Sutawijaya menjadi raja Mataram pertama. Dikarenakan dia tidak punya darah Pajang, para pengikut setia Pajang yang kebanyakan di Brang Wetan, dengan didukung Sangha Giri kedaton menolaknya. Akhirnya perang pun terjadi sebagai ambisi menjadi raja Jawa.
1601M / 1523S
Sultan Cakrawati, putra dari Sutawijaya menggantikan ayahnya menjadi raja Mataram. Dia menikah dengan Banowati, putri dari Benowo ( mungkin dengan harapan agar para penentang bisa menerima darah Pajang melalui anaknya ). Sultan Cakrawati pernah berjanji pada istrinya yang lain ( Tulungayu ) bahwa putra tulungayu kelak yang akan menggantikanya.
1613M / 1535S
Selama hayatnya Sultan Cakrawati meneruskan perang melawan brang Wetan. Waktu itu pos pos milik VOC kena imbas dari peperangan ini. Sehingga sebagai permintaan maaf VOC diijinkan membuat pos dagang di Jepara. Pengganti Cokrowati Setelah wafat ( meski cuma sehari sebagai penepatan janji ) adalah Martapura putra Tulungayu.
1613M / 1535S
Sultan Agung Hanyokrokusuma menjadi raja menggantikan Martapura. Diberitakan bahwa dia menggabungkan Sangha dengan jabatan raja. Sehingga Sangha Jawa terakhir ( Giri kedaton ) di hancurkan. Salah satu penyatuan ini adalah dengan usaha diubahnya kalender Saka menjadi kalender Jawa ( campuran hijriah dan saka ) yang merupakan kreasinya. Mataram dibawah Sultan ini mengalami jaman keemasan. Tapi nasib Jawa selanjutnya bisa dipelajari dari sejarah setelah Sultan Agung Hanyokrokusuma sampai sekarang.

Pada pengangkatan sultan Agung jadi raja Jawa ini adalah akhir dari Sejarah Jawa yang saya tulis. Sejarah selanjutnya bisa di pelajari dari pengangkatan sultan Agung sampai sekarang.

Sumber Makalah
65, 66, 67, 68, 69, 70, 71, 72, 73, 74, 75, 76, 77, 78, 79, 80, 81, 82, 83, 84, 85, 86, 121
KUMPULAN PERKIRAAN
Perkiraan penyerangan Mahapralaya :
Sungai Bengawan Solo adalah batas antara Medang dengan Negara Dinasti Warmadewa di masa Pu Sindok. Setelah keberhasilan serangan balik oleh Medang di masa Dharmawangsa Teguh, terjadilah perdamaian antar kedua negara. Sehingga batas negara juga bergeser. Seluruh pulau Jawa dan sebagian Lampung dikuasai Medang. Sedang Negara Dinasti Warmadewa memindahkan ibu kota ke Semenanjung Malaya serta menguasai pulau Sumatera dan mungkin juga seluruh Semenanjung Malaya. Setelah terbentuk perdamaian tersebut, lalu lintas perdagangan di sungai Bengawan Solo sudah tidak dibatasi lagi. Aji Wurawari di Pacitan dengan Aji Wengker di Ponorogo bersekutu untuk menghabisi Medang pimpinan Dharmawangsa Teguh di Maospati. Waktu penyerangan disepakati ketika Dharmawangsa sedang punya hajat menikahkan putrinya dengan Erlangga keponakanya. Dengan memanfaatkan jalur sungai Bengawan Solo, pasukan Wurawari menyamar sebagai pedagang dengan barang daganganya. Berlayar dari Pacitan ke Lwaram ( sekarang Ngloram ). Setiba di Lwaram kemudian menyerbu Maospati dari utara. Sedang Pasukan Wengker menyerbu Maospati dari selatan. Dharmawangsa tewas, tapi Erlangga dan istrinya berhasil menyelamatkan diri.
Perkiraan silsilah Raden Wijaya berdasar tingkat generasi :
Raja Jenggala Ino Kertapati ( Ahyes) – Putra Ino Kertapati, Kuda Laleyan ( Linggajaya ) - Negara rusak karena banjir ( karena peperangan dengan Panji Garasakan ) dipindah ke Pajajaran ( Kediri ). Raja berganti julukan menjadi Mahesa Tandreman ( dimulainya kerajaan Kediri oleh Bameswara ) - Banjaransari ( Warmeswara ) kemenangan Kediri atas keluarga panji Garasakan - Purbasapala (Aryeswara ) - Dewamantala ( Kertajaya ) - Dewamantala dikalahkan oleh pamannya Mundingsari ( Keturunan dari Panji Garasakan yang bernama Ken Arok ) - Mundingsari menjadikan 3 putranya jadi raja yaitu Mundingwangi ( Parameswara ), Buniwangi ( Jayasabha ), Siliwangi ( Anusapati ) - Mundingwangi diganti oleh putranya Sri Pamekas ( Narasinghamurti di Madura) - Sri Pamekas dibunuh oleh Siyungwanara anaknya sendiri ( Wisnuwardhana yang kekerabatanya satu tingkat dengan Narasinghamurti di putus keturunanya oleh Jayakatwang dengan dibunuhnya Kertanegara ) – Siyungwanara ( Jayakatwang ) dikalahkan oleh kakaknya, Jakasesuruh ( Raden Wijaya )
Perkiraan silsilah Arya Wiraraja berdasar tingkat generasi :
Mundingsari ( Ken Arok ) – Banjaran ( Tohjaya ) – Arya Metaun ( Wisnuwardhana ) – Randu kuning ( Nararya Kirana ) – Arya Galuh ( Wiraraja )
Perkiraan Brawijaya 1 s/d 5 dari Jayabaya Musarar dan Tome Pires :
Tome Pires menulis keterangan sesuai petunjuk pate Vira di waktu raja Kertabhumi berkuasa bahwa batara Vigiaya berkedudukan di Dayo. Pemerintahan dikendalikan oleh pate Amdura ( Mahodara ). Sebelumnya telah bertahta batara Mataram dan sebelumnya lagi batara Sinagara.
Dari Sinagara ke Kertabhumi harusnya disebut juga Hyang Wisesa dan Singhawikrama, tapi dilewati. Jadi sesuai petunjuk pate Vira, bahwa yang berhak jadi raja hanya dari trah Sinagara saja.
Petikan terjemahan Musarar = Dilambangkan berhembus naga hanyut ibarat gajah bertingkah Pajajaran negaranya tidak bertingkah baik tatakrama kosong belanegara tidak dilakukan tanpa adil 100 tahun ( bisa ditambah 9 tahun atau dikurang 9 tahun ) sirna karena perang sesama keluarga ... kemudian berganti jaman Majapahit itulah sang Brawijaya berjuluk Narendra sangat indah tempatnya disebut raja besar demikian keadaanya lamannya 10 windu ( bisa ditambah 7 tahun atau dikurang 7 tahun ).
  • 1293 M : Jawa mengalahkan Mongol / China ( Naga hanyut ). Kemudian sepanjang 108 tahun berikutnya ( lihat petikan terjemahan musarar diatas ), terjadi peperangan / persaingan dengan saudara sendiri ( Penaklukan Lumajang, perseteruan Hayam Wuruk dan mertuanya dll. )
  • 1401 M ( 1293 + 108 ) : dimulainya perang Paregreg antara Wikramawardhana dengan Wirabhumi.
  • 1406 M : Kemenangan Wikramawardhana / Brawijaya 1 atas perang paregreg. Setelah 87 tahun kemudian ( lihat petikan terjemahan musarar diatas ) ....
  • 1493 M ( 1406 + 87 ) : Pemerintahan Majapahit diambil alih oleh Patih Mahodara Sr. Kertabhumi hanya sebagai simbol.

Maka harusnya urutan Brawijaya di nyatakan sebagai berikut = Wikramawardhana = Brawijaya 1, Suhita = Ratu Kencana Wungu, Kertawijaya = Brawijaya 2, Sinagara = Brawijaya 3, Hyang Wisesa = Brawijaya 4, Singhawikrama = Brawijaya 5, Wijayakarana ( bhatara Mataram ) = Brawijaya 6, Ranawijaya / Kertabhumi = Brawijaya 7, Pangeran Adipati = Brawijaya 8 ( baru dinobatkan beberapa minggu tapi mengalami kudeta oleh Mahodara Jr ).
Namun karena alasan yang diunjukan pate Vira diatas menjadi = Wikramawardhana = Brawijaya 1, Suhita = Ratu Kencana Wungu, Kertawijaya = Brawijaya 2, Sinagara = Brawijaya 3, Wijayakarana ( batara Mataram ) = Brawijaya 4, Ranawijaya / Kertabhumi = Brawijaya 5 ( pamungkas )
Perkiraan Silsilah Wali Jawa :
1. Trah dari Rasulullah SAW
  • Silsilah Sunan Gunung Jati : Rasulullah - - - Sharif Mekah ( Penguasa Hejaz dimasa kekuasaan dinasti Fatimiyah Mesir ) - Sunan Gunung Jati.
  • Silsilah Sunan Ngudung : Rasulullah - - -Idris Al Akbar - - - Syeh Yunus ( saudara dari Al Masyisi ) - - - Maulana Ishaq – Kalipah Husein – Sunan Ngudung.
  • Silsilah Sunan Giri : Rasulullah - - - Idris Al Akbar - - - Syeh Yunus ( saudara dari Al Masyisi ) - - - Maulana Ishaq - Syeh Wali lanang – Sunan Giri.


  • Silsilah Sunan Ampel : Rasulullah - - - Sayidina Hasan - - - Zaid - - - Syarif dari Tabaristan - - - Karnen dari pulau Tyulen di laut Kaspia – Ibrahim dari Samarkand – Sunan Ampel.
  • Silsilah Sunan Bonang : Sunan Ampel – Sunan Bonang.
  • Silsilah Sunan Drajat : Sunan Ampel – Sunan Drajat.
  • Silsilah Yusuf Mahrabi : Syarif dari Tabaristan - - - Yusuf dari Mahrabi ( Tehran )
  • Silsilah Syamsu Tabarit : Syarif dari Tabaristan - - - Yusuf dari Mahrabi - - - Syamsu Tabarit ( dari Tabaristan )
Menurut berita, para dzuriat Rasulullah dari sayidina Hasan menjadi beberapa pemimpin lokal di Tabaristan, Daylam maupun Gurgan sampai abad ke 16 M. Jadi kemungkinan Syeh Karnen dan Yusuf Mahrabi adalah keturunan dari para syarif ini.
 2. Trah dari Champa
  • Silsilah Sunan Majagung : Thra hoa Bode ( raja Champa ) – Cik Bunga – Cik Sanno – Jinggara – Sunan Majagung.
Cik Bunga yang kemudian berganti nama menjadi Zaenal Abidin menjadi muallaf dibimbing oleh Jumadil Kabir. Lalu Cik Bunga juga menjadikan Jumadil Kabir menantunya.
 3. Trah dari Persia
Seperti yang tertera pada tulisan di nisan makam Sunan Gresik / Maulana Malik Ibrahim. Beliau disebutkan berasal dari Kashan di Persia / Iran.
4. Trah dari Jawa
  • Silsilah Sunan Kalijaga : AryaWiraraja – Penanggungan – Juminah – Putra Juminah – Cucu Juminah – Aryo Tejo ( menikah dengan Swaraswati putri Aryo Dikoro ) - Wilatikta / Adipati Jepara / Aryo Timur – Sunan Kalijaga.
Ada pendapat bahwa Nambi berjuluk Ronggolawe ( jenderal utama / satria berkewenangan tinggi ). Pendapat lain Nambi dan Ronggolawe sama-sama putra Arya Wiraraja. Disebutkan bahwa selain berputra Ronggolawe Arya Wiraraja berputra Arya Penanggungan. Jadi ada kemungkinan Arya Wiraraja berputra tiga. Penaklukan Lumajang oleh Majapahit ( Jayanegara ) mengakibatkan di habisinya seluruh keluarga Nambi ( jadi tidak ada penerus keluarga Nambi ). Keturunan Arya Penanggungan bernama Juminah diampuni dan diusir dari Lumajang / Majapahit, kemudian menetap di pesisir pulau Muria ( kini Jepara ). Pada perang Paregreg untuk meruntuhkan moral pasukan Wirabhumi, Wikramawardhana menikahkan Aryo Tejo ( buyut Juminah / keturunan Arya Wiraraja penguasa Lumajang) dengan putri adipati Tuban, dan mengangkat Aryo Tejo menjadi adipati Tuban sekaligus salah satu panglima perang. Di tahun 1419 M, Aryo Tejo lengser keprabon dan keadipatian Tuban diserahkan pada putranya Aryo Wilatikta. Waktu Ali Murtadlo, Rahmat serta Huraeroh datang dari Champa, Aryo Tejo menikahkan putri-putrinya dengan ketiga pangeran dan menjadi muslim. Aryo Tejo dimakamkan di desa Gedangan Tuban.
Antara tahun 1460 – 1470 M Aryo Timur yaitu putra Aryo Tejo, saudara dari Aryo Wilatikta ( atau mungkin Aryo Wilatikta sendiri ) diijinkan untuk merintis pelabuhan di Jepara karena terjadi pendangkalan di pelabuhan Tuban. Aryo Wilatikta dimakamkan di dekat makam Sunan Bonang di Tuban, sedang Ayah Sunan Kalijaga dimakamkan di Kadilangu Demak ( mungkin makam dipindah dari Tuban ke Demak setelah Sunan Kalijaga berusia lanjut ). Aryo Wilatikta / Aryo Timur / adipati Jepara berputra Sunan Kalijaga.
Analisa Islam di Jawa dari petikan Jayabaya Musarar :
Petikan terjemahan Musarar = Kelak akan dijelaskan raja Jayabaya didalam tongkatnya guru ulama ditinggalkan di Kakbah imam Supingi yang memelihara dipakai untuk mendirikan khutbah.
Tongkat besi Udarati kelak ada maulana yang masih cucu Rasul pergi ke Jawa membawa tongkat besi dibuat keris menjadi pusaka pemimpin Jawa.
Dari Musarar didapati keterangan isi tongkat besi Udarati adalah raja Jayabaya ( kebudayaan Jawa ), yang di pelihara imam Supingi ( madzhab Syafi'i ), dibawa oleh maulana ( nama tarekat yang didirikan oleh Jalaludin Rumi ) yang masih cucu Rasul ( Sunan Gresik ) ke Jawa.
Tongkat besi Udarati dibuat jadi keris mungkin bermakna kebudayaan Jawa + tatacara ibadah menurut madzhab Syafi'i + Tarekat ditempa jadi satu oleh para wali Jawa, sehingga membumi di Jawa dan menjadi Islam yang menjadi pedoman orang-orang Jawa.
Perkiraan kronologi waktu dari beberapa hal yang berhubungan dengan Wali Jawa :
  • Abad 11 : datangnya ulama Islam ibnu Hibatullah ( pendahulu Fatimah binti Maimun bin Hibatullah ) yang mungkin bermadzhab Syiah Ismaili untuk berdakwah. Kemungkinan masyarakat menolaknya, sehingga Fatimah menjadi kurban syahid ( meninggal diwaktu sedang berdakwah ). Tetapi selanjutnya raja Airlangga atau keturunanya mengizinkan rombongan pendakwah untuk tetap tinggal di Gresik.
  • 1371 M : datangnya rombongan dari Turki Utsmani untuk duta dagang ke Nusantara dipimpin Yusuf Mahrabi. Antara lain Jumadil Kabir ke Champa, Ali bin Ajlan Abul Sarjah ke Brunei yang bahkan ditahun 1425 M menjadi sultan Brunei, Malik Ibrahim ke Jawa dll. Di Jawa, Malik Ibrahim diijinkan untuk membuat pasar dan pelabuhan. Cerita rakyat tentang dakwah Malik Ibrahim / sunan Gresik dengan berdagang dan mengajar penduduk bertani di buktikan dengan adanya pasar Rumo ( pasarnya orang Rum / Turki ) dan Gresik yang tadinya berawa-rawa bisa menjadi pelabuhan yang ramai.
  • 1455 M : menurut Suluk Walisana dan kronik Sam Po Kong adalah tahun kelahiran raden Patah dengan dibarengi datangnya tiga pangeran Ali Murtadlo, Rahmat dan Buraerah ke Jawa.
  • 1471 M : hancurnya Champa oleh Daiviet. Ketiga pangeran urung kembali ke Champa.
  • 1477 M : diserbunya Semarang oleh prabu Dayaningrat dari Pengging ( Munggwing Jinggan ) dipimpin oleh raden Patah. Dengan 1000 prajurit mengalahkan Armada Laut Majapahit di Semarang. Sepertinya prajurit Majapahit tidak bersungguh-sungguh bertempur melawan raden Patah, karena paling tidak angkatan laut Majapahit di Semarang punya pasukan 30.000 prajurit (pelabuhan Semarang sanggup menerima armada pimpinan Cheng Ho sebanyak 307 kapal dengan abk 27.000 personel ). Mungkin sebab kemenangan adalah pengaruh dari Aryadillah, ayah tiri raden Patah yang pernah memimpin armada Majapahit di Semarang. Adipati Pandanaran ( syeh Wali Islam ) gugur. Dan Pate Rodin Senior dari Demak ( Pangeran Madya Pandan ibnu Abdul Salam / Sayid Iz ibnu Masyisy ) juga gugur waktu mempertahankan Semarang. Ada kemungkinan para wali Jawa mendukung Munggwing Jinggan.
  • 1478 M : kemenangan keluarga Sang Sinagara ( Munggwing Jinggan ) atas Singhawikrama ( Majapahit ).
  • 1487 M : sebagai balas jasa atas dukungan para Wali Jawa sewaktu perang dengan Singhawikrama, Wijayakarana mengijinkan pendirian Giri Kedaton oleh sunan Giri ( cucu Menak Sembuyu / keturunan raden Gajah Narapati ). Mungkin pengusiran Wali Lanang ( ayah sunan Giri ) oleh Menak Sembuyu beberapa tahun sebelumnya, adalah berkaitan dengan gagalnya rekonsiliasi antara Suhita dengan keluarga Gajah Narapati. Sehingga pendirian Giri Kedaton dianggap perlu untuk melindungi eksistensi keluarga Gajah Narapati.
  • 1521 M : sultan Demak Bintara pertama diangkat oleh Wali Sangha.

Sumber Makalah

87, 99, 100, 101, 102, 103, 104, 105, 106, 107, 108, 109, 110, 111, 112, 113, 114, 115, 116, 117, 118, 119, 120, 121


GAMBAR-GAMBAR





SUMBER MAKALAH
1. SEJARAH NARENDRA ING TANAH JAWA
2. NAPAK TILAS JEJAK LELUHUR
3. ADAM
4. SARGON II
5. MITANNI
6. KOTA KARKHEMISH
7. ISACHAAR
8. YUDOYONO ILANG
9. SENACHERIB
10. NEBUKADNEZAR
11.ESARHADDON
12. PARTATUA
13. PUSTAKA RAJA PURWA OLEH RAVIE ANANDA
14. APASIACAE
15. JANGKA SYEH SUBAKIR
16. JAWA
17. DAMAIS, VAMSHAKERTA SANJAYA
18. NEGARA-NEGARA KUNO DI JAWA
19. PRASASTI DINOYO
20. ROME AND VOLCANOES
21. PRASASTI WANUA TENGAH III
22. SAILENDRAWAMSATILAKA
23. KERIS
24. SKUTAI, SCYTHIAN, SACCAE
25. RAKAI KAYUWANGI
26. MPU DAKSA
27. RAJA-RAJA TARUMANEGARA
28. PRASASTI PLAOSAN
29. PRASASTI MANTYASIH PERBEDAAN DENGAN WANUA TENGAH III
30. BUDAYA
31. DEWA PERDAGANGAN
32. WATUHUMALANG
33. RAKAI PIKATAN
34. RAJA BALITUNG
35. PRASASTI KOTA KAPUR
36. PRASASTI ANJUK LADANG
37. BERITA CINA SHIMO DAN TASIH
38. PRASASTI PLUMPUNGAN
39. PRASASTI LIGOR
41. KEMERDEKAAN KAMBOJA DARI JAWA
42. PRASASTI WAHARU
43. RAJA-RAJA SYAILENDRA
44. PALEBUHAN
45. PRASASTI NALANDA
46. DYAH TULODONG
47. DYAH WAWA
48. DAERAH KAMPAK
49. SANGGURAN
50. MPU SINDOK
51. KOIN
52. PROBLEMATIKA KEHIDUPAN
53. KUNJARA KUNJA
54. NERGAL SAREZER
62. ZULKARNAEN
63. RAJA MELAYU
www.antarajateng.com/detail/situs-liyangan-masih-misterius.html
65. PRASASTI HANTANG
kekunaan.blogspot.com/2012/07/prasasti-hantang.html?m=1
66. MAJAPAHIT
majapahit1478.blogspot.com/2013/12/majapahit-runtuh-bukan-sebab-serangan.html
67. GARASAKAN
eniswatin.blogspot.com/2011/06/sri-maharaja-mapanji-garasakan.html?m=1
68. PARARATON
budayaleluhur.blogspot.com/2009/10/kitab-pararaton-terjemahan-id.html?m=1
69. ARSIP
mochamadhanafi.blogspot.com/2013_12_01_archive.html?m=1
70. AIRLANGGA
https://id.m.wikipedia.org/wiki/airlangga
71. ALANJUNG AHYES
https://id.m.wikipedia.org/wiki/alanjung_ahyes
72. WIRARAJA
https://id.m.wikipedia.org/wiki/aria_wiraraja
73. ARYA DAMAR
https://id.m.wikipedia.org/wiki/arya_damar
74. DHARMAWANGSA
https://id.m.wikipedia.org/wiki/dharmawangsa_teguh
75. KAMESWARA
https://id.m.wikipedia.org/wiki/kamesywara
76. MAHESA WONG ATELENG
https://id.m.wikipedia.org/wiki/mahesa_wong_ateleng
77. RADEN PATAH
https://id.m.wikipedia.org/wiki/raden_patah
78. SRI ARYESWARA
https://id.m.wikipedia.org/wiki/sri_aryeswara
79. BAMESWARA
https://id.m.wikipedia.org/wiki/ sri_bameswara
80. GANDRA
https://id.m.wikipedia.org/wiki/sri_gandra
81. SARWESWARA
https://id.m.wikipedia.org/wiki/sri_sarweswara
82. PRAWOTO
https://id.m.wikipedia.org/wiki/sunan_prawoto
83. KESULTANAN MATARAM
https://id.m.wikipedia.org/wiki/kesultanan_mataram
84. KESULTANAN PAJANG
https://id.m.wikipedia.org/wiki/kesultanan_pajang
85. BRAWIJAYA
https://id.m.wikipedia.org/wiki/brawijaya
86. PARA RAJA
emhasejarawan.blogspot.com/2015/04/raja-raja-yang-memerintah-di-kerajaan.html?m=1
87. NEGARA KERTAGAMA
https://bravijaya.wordpress.com/serat-2/negarakertagama-terjemahan/
88. RAJA DEMAK
https://rodenrespati.wordpress.com/2013/01/16/raja-raja-demak/
89. JAYABAYA
www.sejarah-negara.com/siapa-sosok-prabu-jayabaya/
90. RAJA-RAJA BALI
www.pedharmanaryasukahet.org/palelintih-arya-sukahet/raja-raja-hindu-di-bali/
91. JAYAKATWANG
www.sejarahnusantara.com/kerajaan-hindu-budha/sejarah-kejayaan-kerajaan-singhasari-dan-pemberontakan-jayakatwang-1222-1292-10008.htm
98. MULA MALURUNG TEKS
99. Perang Champa Vietnam
https://en.wikipedia.org/wiki/Cham%E2%80%93Annamese_War_(1471)
100. Sharif Mecca

101. Tarikh Aulia
http://mazmuzie.blogspot.co.id/2014/09/silsilah-wali-songo-berdasar-kitab.html
102. Asal-usul Kota Lumajang
http://blog-nurlaili.blogspot.co.id/2013/02/asal-usul-kota-lumajang.html
103. Asal-usul Kota Jepara
http://jeparafile.blogspot.co.id/2015/08/asal-usul-sejarah-kota-jepara.html
104. Sejarah Sunan Kalijaga Dalam Banyak Versi
http://www.kompasiana.com/banyuwijaya/asal-usul-sunan-kalijaga-versi-jawa-arab-dan-china_55175f5c81331177689de0b3
105. Walisana
http://bukuj.blogspot.co.id/2014/03/suluk-walisana-ajaran-sufi-jawa-dalam_13.html
106. Cheng Ho
https://id.wikipedia.org/wiki/Cheng_Ho
107. Idris ibnu Qatadah
https://en.wikipedia.org/wiki/Idris_ibn_Qatadah
108. Makna Tokoh Menak Jinggo
http://kangpat2011.blogspot.co.id/2011/06/normal-0-false-false-false-en-us-x-none.html
109. Menurut Mertasinga
http://sayyidfajar.blogspot.co.id/2013/10/syekh-jumadil-kubro.html
110. Panembahan Juminah
https://www.thearoengbinangproject.com/makam-panembahan-juminah-jepara/
111. Makam Kadilangu
https://www.thearoengbinangproject.com/makam-sunan-kalijaga-kadilangu-demak/
112. Makam Asmoroqondy
http://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbjatim/2015/12/16/makam-syekh-asmoro-qondi/
113. Masjid Agung Demak
https://id.wikipedia.org/wiki/Masjid_Agung_Demak
114. Legenda Tuban
http://sejarahdanlegendatanahjawa.blogspot.co.id/2016/08/tuban.html
115. Yayasan Kalijaga
http://yayasansunankalijagakadilangu.blogspot.co.id/2009/08/profile-yayasan-sunan-kalijaga_6734.html
116. Daftar Desa Pacitan
http://www.organisasi.org/1970/01/daftar-nama-kecamatan-kelurahan-desa-kodepos-di-kota-kabupaten-pacitan-jawa-timur-jatim.html#.WawWiI9OLIU
117. Daftar Desa Blora
http://www.organisasi.org/1970/01/daftar-nama-kecamatan-kelurahan-desa-kodepos-di-kota-kabupaten-blora-jawa-tengah-jateng.html#.WawW7I9OLIU
118. Abdussalam
http://anangkatut.blogspot.co.id/2013/07/maulana-syekh-abdussalam-bin-masyisy.html
119. Fantasi
https://m.facebook.com/ceritasejarahjawa/posts/1078315215620042

120. Mugas
http://mcmifrohulhanarikza.blogspot.co.id/2016/02/makam-sunan-pandanaran-i-mugas-semarang.html
121. Raden Panular = Raden Patah?
https://jawatimuran.net/2012/08/12/prabu-brawijaya-ii/ 
 
Ada beberapa sumber makalah yang tidak disertakan karena sewaktu saya cari lagi di mesin pencari tidak saya temukan.
PENUTUP
Untuk berbagai sumber yang telah saya ambil isinya namun belum konfirmasi saya mohon maaf sekaligus berterima kasih. Selanjutnya saya mohon maaf atas segala kesalahan dan kekurangan.
Alhamdulillaahirobbilaalamiin.